MENGABADIKAN NAMA PAHLAWAN ADALAH CERMINAN JIWA KEBANGSAAN
Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa para
pahlawannya, itulah yang pernah terucap dari tokoh proklamator negeri ini yaitu
Bung Karno. Tidak bisa kita pungkiri bahwa Negara ini berdiri atas jasa para
pahlawan , oleh karena itu sebagai warga Negara semestinya kita menghayati jiwa
kepahlawanan dari para tokoh pahlawan yang pernah berjasa bagi negeri kita ini.
Menghormati jasa pahlawan merupakan cerminan jiwa kebangsaan yang kuat pada
setiap individu.
Jiwa kebangsaan pada setiap individu dapat tumbuh dengan berbagai
cara , misalnya mencintai Negara atau menggunakan produk dalam negeri juga
cerminan kebangsaan setiap individu, atau juga dengan menjaga persatuan dan
kesatuan antar suku bangsa juga merupakan cerminan jiwa kebangsaan. Kebangsaan
setiap individu tentu berbeda, namun sebagai warga Negara kita perlu memupuk
jiwa kebangsaan kita agar menjadi warga Negara yang semakin cinta terhadap NKRI.
Pengetahuan kebangsaan terutama mengenai sejarah perjuangan
pahlawan di masing-masing daerah perlu dipelajari oleh anak didik kita sejak
dini, misalkan dengan memberikan materi sejarah pada sekolah dasar mengenai
mengenal tokoh perjuangan pahlawan dari daerah masing-masing . Pengenalan tokoh
pahlawan tidak hanya ekslusif artinya hanya terbatas pada penyampaian
pengenalan tokoh tersebut pada yayasan atau lembaga tertentu saja meskipun pada
hakikatnya tokoh tersebut berasal dari lembaga atau yayasan tertentu
Banyak tokoh pahlawan nasional yang berasal dari golongan tertentu
sebut saja KH. Ahmad Dahlan dari Muhammadiyah, KH. Hasyim Asy’ari dari
Nahdlatul Ulama dan yang terbaru adalah KH. Zainuddin Abdul Majid dari kalangan
Ormas Islam Nahdlatul Wathan , namun ketika mereka sudah dinobatkan sebagai pahlawan
nasional secara harfiah mereka adalah milik Indonesia bukan milik golongan
tertentu sehingga perlu kita contoh jiwa kebangsaan mereka di dalam membangun
negara ini .
Secara umum pengetahuan kebangsaan mengenai sejarah dan
kepahlawanan Indonesia sudah menjadi tes wajib dalam perekrutan pegawai
pemerintah dalam hal ini CPNS, hal ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan
mengenai kebangsaan pada setiap individu warga negara. Sekarang yang menjadi
tanggung jawab pemerintah adalah bagaimana cara agar setiap warga negara
mengenal lebih baik tentang pengetahuan kebangsaan terutama dalam menghargai
jasa para pahlawan Indonesia terlebih terhadap pahlawan yang berasal dari
daerah masing-masing.
Salah satu cara pemerintah menghargai jasa pahlawan adalah
mengabadikan nama pahlawan pada objek-objek vital atau bahkan di mata uang
Negara kita selalu tercantum nama dan gambar pahlawan nasional. Pemberian nama
tokoh pahlawan pada nama jalan, bandara, stasiun , pelabuhan dan lain-lain
merupakan bentuk penghargaan terhadap tokoh pahlawan di daerah tersebut,
sehingga diharapkan masyarakat setempat mengenali dan menghargai jasa pahlawan
di daerah tersebut, sehingga diharapkan jiwa kebangsaan tumbuh pada setiap
individu dengan menghayati, mempelajari dan menghargai bahwa jasa pahlawan
untuk Negara tidak boleh kita lupakan
Penamaan nama bandara , jalan, stasiun dan sebagainya dengan nama
pahlawan yang berasal dari aderah tersebut tentu melalui prosedure sehingga
tidak sembarangan dalam pemberian nama pada aset vital yang dimiliki negara.
Tidak dapat dihindari bahwa penamaan tersebut akan menimbulkan pro kontra dari
masyarakat setempat , namun pemerintah daerah perlu mensosialisasikan
pergantian nama tersebut, misalkan dengan cara mengenalkan jasa-jasa pahlawan,
hasil yang nyata dari perjuangan pahlawan yang bersangkutan, serta memberikan
nilai kebangsaan yang ingin diraih dari penamaan tersebut.
Dalam perjalanan pergantian nama bisa saja masyarakat belum
mengenal tokoh pahlawan yang menjadi nama asset tertentu, namun seiring
sosialisasi yang dilakukan oleh pemerintah maka masyarakat diharapkan lebih
mengenal tokoh pahlawan yang berasal dari daerah . Sosialisasi dan pengenalan
nama pahlawan bisa dikaitkan pada materi sejarah yang di ajarkan sejak SD
sampai Bangku kuliah, pada bangku kuliah bisa diadakan seminar mengenai tokoh
pahlawan yang bersangkutan sehingga mahasiswa bisa menjadi mesin penggerak yang
ideal untuk pengenalan tokoh pahlawan. Untuk kalangan milenial pengenalan tokoh
dapat dilakukan melalui media internet seperti medsos yang saat ini digandrungi
anak muda, dengan demikian para pemuda kita lebih mengenal tokoh pahlawan
nasional yang berasal dari daerah daripada mengenal tokoh artis yang belum
tentu dapat mengembangkan jiwa kebangsaan pada pemuda kita.
Pemuda Indonesia perlu meningkatkan jiwa kebangsaan mereka , tentu
pemerintah menggunakan cara yang berbeda dalam meningkatkan jiwa kebangsaan
mereka , misalkan dengan mengadakan lomba seperti lomba desain poster pahlawan,
puisi, karya tulis dan sebagainya sehingga disamping dapat menumbuhkan jiwa
kebangsaan juga dapat mengembangkan bakat terpendam yang mesti ditonjolkan oleh
pemuda dalam berkarya.
Penanaman jiwa kebangsaan pada setiap individu dilakukan secara
bertahap dan berkesinambungan, artinya jangan hanya dijadikan ajang seremonial
disaat hari pahlawan 10 nopember, hari kemerdekaan 17 agustus, hari lahir
Pancasila dan sebagainya namun lebih jauh dari itu setiap individu mampu secara
nyata menerapkan jiwa kebangsaan mereka dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Perlu dikhawatirkan bahwa generasi pemuda Indonesia saat ini darurat Narkoba ,
artinya jika pemuda kita tidak dibentengi dengan jiwa kebangsaan yang kuat maka
negara ini secara perlahan akan menjadi negara yang gagal.
Melihat phenomena warga negara lebih mengenal tokoh artis luar dari
pada tokoh pahlawan nasional maka kondisi ini sangat memprihatinkan, oleh
karena itu pemerintah harus gencar mensosialisasikan nama dan tokoh pahlawan
Indonesia tidak hanya diabadikan melalui nama jalan, bandara, stasiun atau
lainnya namun perlu juga mensosialisasikan di media massa seperti iklan soisal
di televisi sehingga menjadi lebih meluas dan lebih dikenal. Pengetahuan
kebangsaan sejatinya bukan hanya diketahui oleh golongan terpelajar, namun
harus diketahui oleh seluruh warga negara baik dari kalangan pelajar maupun
tidak, karena pengetahuan kebangsaan adalah salah satu alat pemersatu bangsa
Mengabadikan nama-nama pahlawan baik dengan pemberian nama suatu
asset, pada mata uang , atau yang lainnya adalah bentuk cerminan jiwa
kebangsaan yang kuat dari suatu bangsa. Tidak mungkin suatu bangsa melupakan
jasa-jasa pahlawannya sehingga negara tersebut bisa berdiri karena jasa-jasa
pahlawan yang telah berjuang. Pada hakikatnya masyarakat yang menolak diberikan
nama sebuah bandara, jalan, dan sebagainya dengan nama pahlawan perlu
disosialisasi secara khusus, yaitu dengan cara mengundang diskusi masyarakat
yang menolak pada sebuah forum, kemudian pemerintah menjadikan diskusi sebagai
jalan untuk memberikan pemahaman yang benar mengenai penamaan tersebut sembari
memberikan pelajaran kebangsaan yang terkandung dalam pemberian nama tersebut.
Jiwa kebangsaan yang terkandung dalam pemberian nama pahlawan pada
aset tertentu memberikan pelajaran bahwa negara dan warga negara mutlak menghargai
jasa-jasa pahlawan , pemberian nama tersebut tidak hanya bersifat formalitas
saja atau hanya sekedar nama , namun yang perlu diperhatikan adalah mengapa
namanya diabadikan?, apa jasa-jasanya? Bagaimana kontribusinya pada negara?
Sehingga keingintahuan masyarakat tentang tokoh tersebut semakin mendalam dan
mau mempelajari biografi dari tokoh tersebut.Sehingga jiwa kebangsaan setiap
warga negara semakin tumbuh dengan mengenal tokoh pahlawan yang telah berjasa
bagi bangsa dan negara.
Ditulis Oleh : Achmad Farijan,S.Pd.
0 komentar:
Post a Comment