Pages

Wednesday, September 4, 2019

Pembelajaran Tematik (Aktualisasi Model Pembelajaran Terpadu)


Pembelajaran Tematik (Aktualisasi Model Pembelajaran Terpadu)

A.    Konsep Pembelajaran Terpadu

Pembelajaran terpadu sebagai suatu konsep dapat diartikan sebagai pendekatan pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman yang bermakna kepada siswa. Dikatakan bermakna karena dalam pembelajaran terpadu, siswa akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang sudah mereka pahami.[1]
Pembelajaran terpadu juga merupakan suatu pendekatan yang berorientasi pada praktek pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan perkembangan anak.  Pelaksanan pendekatan pembelajaran terpadu ini bertolak dari suatu topik atau tema yang dipilih dan dikembangkan oleh guru bersama-sama dengan anak. Tujuan dari tema ini bukan untuk literasi bidang studi, akan tetapi konsep-konsep dari bidang studi terkait dijadikan alat dan wahana untuk mempelajari dan menjelajahi topik atau tema tersebut.
B. Tahapan Perencanaan Pembelajaran Terpadu Model Webbed
Pada model ini guru menyajikan pembelajaran dengan tema dan sub tema yang disepakati dan dihubungkan dengan antar pelajaran. Sehingga siswa memperoleh pandangan hubungan yang utuh tentang kegiatan dari mata pelajaran yang berbeda-beda. Menurut Tisno (1998) dalam pembelajaran terpadu model webbed, pelajaran dimulai dari suatu tema. Tema diramu dari pokok-pokok bahasan dan sub-sub pokok bahasan dari beberapa mata pelajaran yang dijabarkan dalam konsep, ketrampilan atau kemampuan yang dikembangkan dan didasarkan atas situasi dan kondisi kelas/sekolah/guru dan lingkungan.[2]
Langkah-langkah yang ditempuh dalam model pembelajaran jaring laba-laba sebagai berikut :
  1. Guru menyiapkan tema utama dan tema lain yang telah dipilih dari beberapa  standar kompetensi lintas mata pelajaran/bidang Studi.
  2. Guru menyiapkan tema-tema yang telah terpilih, misalnya tema matematika, kesenian, bahasa dan IPS yang sesuai dengan tema utama yang telah ditetapkan.
  3. Guru menjelaskan tema-tema yang terkait sehingga materinya lebih luas.
  4. Guru memilih konsep atau informasi yang bisa mendorong belajar siswa dengan pertimbangan lain yang memang sesuai dengan prinsip-prinsip pembelajaran terpadu.
Pada dasarnya pembelajaran terpadu model Webbed mengikuti tahap-tahap yang dilakukan dalam setiap pembelajaran terpadu yang meliputi 3 tahap yang dapat dilihat dalam tabel berikut:
Perencanaan
Pelaksanaan
Kulminasi
  1. Penjajagan tema    (curah pendapat)
  2. Penetapan tema  (analisis + sintesis)
  3. Pengembangan sub-tema (analisis + sintesis, pembagian tugas)
  4. Penetapan kegiatan/ kontrak belajar
    1. Pengumpulan informasi (kelompok, individual; membaca sumber, wawancara dengan nara sumber, pengamatan lapangan, eksperimentasi)
    2. Pengolahan informasi (analisis, komparasi, sintesis)
    3. Penyusunan laporan (verbal, grafis, model)
    4. Penyajian laporan (tertulis, lisan, unjuk kerja; individual, kelompok, presentasi, dll)
    5. Penilaian       (proses, produk)

C.     Peranan Guru Dalam Pembelajaran TerpaduModel Webbed
Perana guru sebagi perencana dalam pembelajaran terpadu adalah guru harus merencanakan suatu kegiatan pembelajaran yang akan dilakukannya bersama anak didik.[3]
      1.         Perencanaa tahunan,
            Dalam perencanaan tahunan sudah ditetapka disusun kemampuan, keterampilan dam pembiasan – pembiasaan yang diharapkan dicapai anak didik dalam satu tahun.
  2.          Program semester,
Program semester adalh program tahunan yang dibagi menjadi dua yaitu dalam dua  semester.
3.          Perencanaan mingguan (satuan kegiatan mingguan),
SKM berisi kegiatan – kegiatan dalam rangka mencapai kemampuan yang telah direncanakan untuk satu minggu sesuai tema pada minggu tersebut.
4.        Perencanaan harian (satuan kegiatan harian)
SKH merupakan perencanaan pembelajaran untuk setiap hari yang dibuat oleh guru yang dijabarkan dari SKM.
Setelah perencanaan selesai disusun maka tugas guru selanjutnya adalah melaksanakan apa yang telah direncanakan dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Agar  kegiatan pembelajaran dapat berjalan secara efektif, sebaiknya Anda perhatikan langkah – langkah berikut:

1.      Kembangkan  rencana yang telah anda susun dan perhatikan kejadian / peristiwa spontan yang ditunjukkan oleh anak terhadap materi yang dipelajari hari itu.
2.      Melaksanakan penelitian terhadap minat dan pemahaman anak mengenai tema tersebut dengan menggunakan pengamatan, wawancara, diskusi kelompok maupun contoh hasil karya anak.
3.       Bantu anak merefleksikan pemahamannya tentang isi dan proses kegiatan pembelajaran.
4.       Lakukan percakapan dengan anak tentang hal – hal yang berkaitan dengan tema sehingga anda dapat mengetahui seberapa jauh pemahaman anak terhadap tema tersebut.
5.       Adakan kerjasama dengan orangtua secara timbal balik mengenai kegiatan pembelajatan yang dilaksanakan.
6.      Pada tahap pelaksaan ini kegiatan – kegiatan yang dapat dilakukan antara lain:
7.        Melaksanakn rencana pembelajaran yang telah dirancang pada tahap sebelumnya.
8.      Anak didik diorganisasikan berdasarkan pada jenis kegiatan yang akan dilaksanakan.
9.      Pada kegiatan pembukaan sebaiknya anak didik diorganisasikan secara klasikal dengan tujuan menggiring dan mengkondisikan anak menuju pada tema yang telah dipilih.
10.    Pada kegiatan inti anak – anak dibagi menjadi beberapa kelompok sesiau dengan kegiatan yang telag ditetapkan.
11.  Pada akhir kegiatan, guru dapat mengajak anak didik mengunjungi tempat yang sesuai tema, misalnya kebun bunga, kantor pos, rumah sakit, dengan melibatkan orang tua anak didik.
12.  Pada akhir kegiatan guru melakukan refleksi dengan mengajak anak-anak berdiskusi dan meminta anak mengemukakan apa yang mereka pelajari.
Guru melakukan penilaian terhadap proses kegiatan belajar dan penilaian hasil kegiatan. Dalam penilaian proses kegiatan, guru melakukan penilaian dengan melakukan observasi atau pengamatan terhadap cara belajar anak baik secara individual maupun kelompok. Anda harus mencatat dan mendokumentasikan hasil – hasil pengamatan tersebut secara cermat. Penilaian ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana perkembangan yang dicapai oleh anak secara individual maupun kelompok. Banyak peranan lain yang harus dilakukan guru sebagai pendidik, pembimbing dan pelatih, diantaranya adalah sbb:

1.      Korektor
Sebagai korektor guru harus bisa membedakan nilai yang baik dan mana nilai yang buruk sehingga guru dapat menilai dan mengoreksi semua sikap, tingkah laku, dan perbuatan anak didik.
2.      Inspirator
Sebagai inspirator guru harus dapat memberikan ilham yang baik bagi kemajuan belajar anak didik. Pada peran ini guru harus dapat menuangkan ide-ide atau gagasan-gagasan atau melakukan inovasi pembelajaran guna  kemajuan belajar dan perkembangan anak didik.
3.      Informator
Guru harus dapat memberikan informasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi selain sejumlah materi yang telah di programkan sesuai kurikulum.
4.      Organisator
Guru memiliki kegiatan pengelolaan kegiatan akademik, menyusun tata tertib sekolah, menyusun kalender akademik.
5.      Motivator
Guru hendaknya dapat mendorong anak didik agar lebih bersemangat dan aktif dalam belajar.
6.       Inisiator
Guru harus dapat berperan sebagai pencetus ide – ide kemajuan dalam pendidikan dan  pembelajaran.
7.        Failitator
Sebagai fasilitator guru hendaknya dapat menyediakan fasilitas yang memungkinkandan memudahkan kegiatan belajar anak didik, menyediakan lingkungan belajar yang menyenangkan dan dapat membangkitkan anak didik untuk melakukan eksplorasi.
8.        Pembimbing
Bimbingan yang diberikan guru sebaiknya sesuai kebutuhan anak didik. Guru harus melihat seberapa jauh anak memerlukan bimbingan dan bantuan.
9.      Demonstrator
Dalam kegiatan pembelajaran tidak semua materi pelajaran dapat dipahami anak didik mengingat kemampuan setiap anak berbeda-beda. Untuk materi yang sulit dipahami anak didik, guru harus dapat memperaagakan sehingga dapat membantu anak yang tidak memahami materi tersebut.
10.    Pengelola kelas
Pengelolaan kelas menunjuk pada kegiatan-kegiatan yang menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar mengajar.
11.  Mediator
Sebagai mediator yaitu, peran guru sebagai penyedia media. Guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pendidikan dalam berbagai bentuk dan jenisnya.
12.  Supervisor
Sebagai supervisor hendaknya guru dapat membantu, memperbaiki dan menilai secara kritis terhadap proses pembelajaran.

D.  Contoh Persiapan Pembelajaran Terpadu (Tematik)
Didalam praktiknya, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi cara guru melaksanakan pembelajaran terpadu. Hal ini mengakibatkan terdapatnya beraneka macam bentuk pelaksanaan pembelajaran terpadu. Ragam ini bisa ditentukan oleh sifat materi, yang dipadukan cara memadukan materinya, perencanaan pemaduannya, waktu pelaksanaannya, serta dilihat dari unsure pemicunya.[4]
Berikut akan diuraikan ragam bentuk implementasi pembelajaran terpadu:
    1.   Ditinjau dari sifat materi yang dipadukan
Jika ditinjau dari sifat materi yang dipadukan, maka sedikitnya ada dua macam bentuk implementasi pembelajaran terpadu, yaitu :
      (1)   Pembelajaran terpadu intra bidang studi, dan
      (2)   Pembelajaran terpadu antar bidang studi
Pembelajaran terpadu dikatakan bersifat intra bidang studi jika yang dipadukan adalah materi-materi  (pokok bahasan, sub pokok bahasan, konsep, sub konsep, ketrampilan atau nilai) dalam satu bidang studi. Suatu pembelajaran yang memadukan materi pengukuran, rasio, pecahan, operasihitung, misalnya adalah pembelajaran terpadu intra bidang studi matematika. Pembelajaran yang memadukan ketrampilan menyimak, membaca, berbicara, dan menulis misalnya, adalah pembelajaran terpadu intra bidang Bahasa Indonesia.
Sementara itu, pembelajaran terpadu yang memadukan konsep, sub konsep, pokok bahasan, sub pokok bahasan bidang studi yang satu dengan bidang studi-bidang studi yang lainnya dikatakan pembelajaran terpadu antar bidang studi. Satu pembelajaran yang memadukan Matematikadan IPA, misalnya dikatakansebagai pembelajaran terpadu antar bidang studi Matematika dan IPA. Pembelajaran terpadu juga bias terjadi antara IPA,IPS, Mtematika, dan Bahasa Inddonesia. 
    2.   Ditinjau dari cara memadukan materinya
Didalam melaksanakan pembelajaran terpadu, guru terkadang masih memperhatikan secara tegas batas-batas antara bidang studi dengan yang lain. Namun kadang-kadang pula batas-batas antara mata pelajaran yang satu dengan yang lain sudah sangat samar, hampir seperti tidak ada sekat yang membatasinya. Dalam praktiknya, jika suatu tema sudah ditetapkan, maka  guru bersama siswa mengkaji tema tersebut dari sudut pandang masing-masing bidang studi. Berdasarkan tema tersebut, guru (bersama siswa) menentukan unsur-unsur bidang  studi yang bias dipelajari tanpa harus ada tupang tindih dengan bidang studi yang lain. Jika suatu tema sudah ditetapkan, misalnya “banjir”, siswa diajak mempelajari aspek matematika, aspek IPA, aspek IPS dari banjir tersebut tanpa memperhatikan keterkaitan antara apa yang dipelajari dalam Matematika, IPA, dan IPS.
Sementara itu, bisa juga terjadi pembelajaran yang mengakibatkan siswa harus memadukan secara utuh beberapa atau bahkan semua bidang studi. Siswa tidak hanya dituntut untuk mengetahui aspek dari masing-masing bidang studi, melainkan harus mengoperasikannya sedemikian rupa menjadi satu kesatuan yang utuh. Umumnya hal ini terjadi dalam pembelajaran proyek.
    3.   Ditinjau dari perencanaan panduannya
  Pembelajaran terpadu ada kalanya terjadi melalui proses perencanan yang matang, namun ada kalanya pula terjadi  secara spontan. Guru dapat merancang sejak dari awal pembelajaran terpadu yang segala aktivitasnya diarahkan untuk menciptakan keterpaduan. Guru dapat memilih tema yang dapat menjadi payung untuk memadukan beberpa bidang studi serta menyusun kegiatan belajar berdasarkan tema tersebut.
Ada kalanya guru tidak merencanakan secara matang keterpaduan antara konsep satu dengan konsep yang lainnya, namun dalam proses belajar mengajar guru dapat mengaitkan materi lain dengan materi yang sedang diajarkannya, sehingga memungkinkan gurur untuk melaksanakan pembelajaran terpadu. Misalnya dalam pembahasan konsep air di IPS dapat dikaitkan dengan konsep air di IPA.
    4.   Dilihat dari waktu pelaksanaannya
  Waktu pelaksanaan pembelajaran terpadu bisa bermacam-macam. Ada yang dilaksanakan pada waktu tertentu yaitu apabila materi yang diajarkan cocok apabila diajarkan secara terpadu. Pembelajaran terpadu yang dilaksanakan pada waktu tertentu dikatakan pembelajaran terpadu temporer yang jadwalnya tidak teratur. Pembelajarn tersebut bersifat situasional. Ada juga yang pelaksanaannya secara periodik, seperti pada akhir pekan,  tengah semester, atau akhir semester. Wwaktu pelaksanaannya telah dirancang secara pasti. Selain itu, pembelajarn terpadu dapat juga dilaksanakan seharian penuh. Selama satu hari penuh siswa belajar sesuai dengan yang diinginkannya. Oleh karena itu, tidak perlu heran apabila dalam pembelajaran terpadu yang demikian siswa terlihat sibuk dengan urusannya masing-masing. Pembelajarn yang demikian dikenal dengan integrated day atau hari terpadu.
5.      Dilihat dari unsur pemicu keterpaduan
  Guru dapat menganalisis kurikulum yang ada untuk mencapai keterpaduan. Seperti membuat peta konsep dan menemukan tema berdasarkan konsep-konsep yang saling tumpamng tindih tersebut. Dan berdasarkan analisis tersebut, guru menyusun program ppembelajarn terpadu yang memungkinkan. Selain itu, guru juga dapat menciptakan tema terlebih dahulu, kemudian berdasarkan tema yang telah dipilih guru menjalankan kegiatan belajar mengajar yang memadukan bidang-bidang studi yang berkaitan.


[1] Siti Aisyah,  2012. Pembelajaran Terpadu. Bandung: Airlangga University Press. Hlm 54-55
[2] Dermawan, Hendro, dkk. 2011. Model Pembelajaran Tematik. Jakarta: Gramedia. Hlm 11-12
[3] Ibid,Hlm 17-20
[4] Dahar Ratna,  2013. Pembelajaran Terpadu. Bogor: Erlangga. Hlm 29-31                                        

0 komentar:

Post a Comment

Search This Blog