GEMPA BUMI
( NAHNU SMANSAMAS )
( NAHNU SMANSAMAS )
Minggu pagi ,
sekitar pukul 06:00 ketika semua orang sedang bersiap-siap untuk mulai
beraktivitas gempa bumi berkekuatan 6,4
Skala Richer dengan kedalaman 24 Km mengguncang Lombok yang berpusat di Sembalun
, Lombok Timur. Gempa ini terjadi pada
29 juli 2018, sehingga mengakibatkan daerah-daerah di Lombok Timur mengalami
kerusakan khususnya di daerah Sembalun dan Sembelia yang mengalami kerusakan
cukup parah karena daerah tersebut
berada dekat dengan pusat gempa. Dan gempa ini dirasakan sampai seluruh pulau Lombok, Denpasar Bali, bahkan
sampai pulau Sumbawa.
Bencana ini
menyebabkan 20 orang meninggal dunia salah satunya adalah wisatawan asing dari
Malaysia dan 401 orang lainnya mengalami luka-luka dan banyak rumah warga yang mengalami kerusakan cukup parah , sehingga menimbulkan
kekhawatiran bagi masyarakat Lombok dan
mereka memilih untuk mendirikan tenda
pengungsian sebagai tempat tingaal untuk sementara.
Setelah gempa
utama tersebut terjadi sebanyak 124
gempa susulan yang berskala kecil yang menyebabkan
kerusakan bangunan-bangunan yang berada
didaerah Sembalun dan Sembelia bertambah
parah sehingga masyarakat mengalami trauma psikologis yang cukup parah.
Pada saat itu
333 pendaki masih terjebak di Gunung Rinjani
yaitu wisatawan yang berasal dari Thailand, Belanda, Prancis, dan
Malaysia. Dan untuk mengevakuasi wisatawan yang masih terjebak , BTNGR (Balai
Taman Nasional Gunung Rinjani) sudah mengarahkan 184 personil
Setelah
gempa yang berkekuatan 6,4 Skala Richter
, Lombok kembali diguncang dengan gempa yang berkekuatan lebih besar yaitu 7,0
Skala Richter , tepatnya pada hari minggu
5 Agustus 2018 sekitar pukul 19.46 WITA
yang berpusat di barat laut Lombok Utara dengan kedalaman 15 Km dibawah
permukaan tanah dan BMKG mengeluarkan peringatan bahwa gempa
terebut berpontesi akan terjadinya tsunami sehingga seluruh masyarakat
panik dan lari keluar rumah untuk mencari dataran tinggi dan tempat yang luas agardapat menyelamatkan
diri. Gempa tersebut menyebabkan listrik ysng sds di pulau Lombok padam sehingga menyebabkan masyarakat semakin
panic. Dan sekitar pukul 21:25 WITA BMKG mencabut peringatan tsunami tersebut.
Gempa yang
berkekuatan 7,0 Skala Richter mengakibatkan 70% daerah di Kabupaten Lombok
Utara lumpuh total dan lebih dari 1000 bangunan mengalami kerusakan yang cukup
parah dan menelan korban jiwa hingga 400
lebih orang meninggal dunia dan banyak
juga yang mengalami luka-luka, dampak dari gempa terebut tidak hanya berdampak
di Kabupaten Lombok Utara saja tetapi juga berdampak hamper diseluruh pulau
Lombok.
Gempa terus
terjadi namun dengan magnitude yang semakin lemah, sehingga BMKG (Badan
Meteorologi Kilimatologi dan GeoFisika) mencaput status gempa yang berpotensi
tsunami namun masyarakat tetap dihimbau
agar tetap waspada sehingga
banyak warga yang memilih untuk tinggal
di pengungsian karena masih khawatir dan was-was akibat gempa susulan yang masih sering
terjadi hingga saat ini.
Selama dua
minggu, gempa terus terjadi namun dengan skala yang lebih kecil dari sebelumnya.
Dan gempa kembali mengguncang Lombok
tanggal 19 Agustus 2018 dengan kekuatan 6,9 Skala Richter yang berpusat
di Lombok Timur, sehingga TGB (Tuan Guru Bajang) menetapkan Tanggap
Darurat Bencana selama 6 bulan , untuk
mengantisipasi terjadinya kejadian yang tidak diinginkan karena sebagaimana
yang kita ketahui bahwagempa tidak bias diprediksi kapan datangnya
0 komentar:
Post a Comment