HAKEKAT MANUSIA SEBAGAI
MAKHLUK YANG BERADAB
( MAKALAH ILMU SOSIAL DAN
BUDAYA DASAR )
ABSTRAK
Manusia
adalah makhluk yang sangat kompleks dibandingkan dengan makhluk hidup lainnya,
kekompleksan itu, tidak hanya menyangkut masalah fisk semata melainkan juga
menyangkut kebutuhannya, pola perilakunya, daya nalarnya, bahkan kehidupan yang
dihadapinya. Dalam segi ilmiah terdapat beberapa pandangan tentang hakikat
manusia, yaitu pandangan dari aliran materialisme, idealisme, realisme klasik,
dan pandangan teologis. Kelebihan utama manusia dibanding dengan makhluk
lainnya adalah bahwa otak manusia telah berevolusi sangat melebihi otak makhluk
lainnya. Manusia sejak lahir juga sudah dikaruniai naluri, yaitu perasaan lain
yang tidak ditimbulkan karna pengaruh pengetahuan melainkan karna sudah
terkandung dalam organismenya, dan khususnya dalam gennya. Setelah manusia
melalui proses pematangan, terutama pendidikan dengan makhluk hidup lainnya.
Setelah melalui proses pematangan, terutama pendidikan, manusia menjadi raja
dunia karena memiliki sejumlah kemampuan, seperti akal, perasaan, kemauan,
fantasi, dan prilaku yang khas sehingga manusia di tempatkan di tingkat
teratas.
Manusia
merupakan makhluk yang mempunyai akal , jasmani dan rohani. Melalui akalnya
manusia di tuntut untuk
berpikir menggunakan akalnya untuk menciptakan
sesuatu yang berguna dan bermanfaat bagi dirinya sendiri maupun untuk orang
lain. Melalui jasmaninya manusia dituntut untuk menggunakan fisik atau jasmaninya melakukan sesuatu
yang sesuai dengan fungsinya dan tidak bertentangan dengan norma-norma yang
berlaku di masyarakat. Manusia sebagai makhluk yang beradab artinya pribadi
manusia itu memiliki potensi untuk untuk berlaku sopan, berakhlak, dan berbudi
pekerti yang luhur menunjukkan pada prilakun manusia. Ada beberapa unsur-unsur
yang memiliki kaitan erat dengan manusia
sebagai makhluk yang beradab, diantaranya yaitu 1) Moral , yaitu
nilai-nilai dalam
masyarakat yang hubungannya dengan kesusilaan. 2) Norma, yaitu aturan, ukuran
atau pedoman yang dipergunakan dalam menentukan sesuatu yang baik atau salah.
3) Etika, yaitu nilai-nilai dan normal moral tentang apa yang baik dan buruk
yang menjadi pegangan dalam mengukur dalam mengatur tingkah laku manusia.4) Estetika,
yaitu berhubungan dengan segala sesuatu yang tercakup dalam keindahan,
kesatuan, keselarasan dan kebalikan. 5)
Kebajikan, adalah perbuatan yang selaras dengan suara hati kita, suara hati
masyarakat dan hukum Tuhan. 6) Sikap hidup, ialah keadaan hati dalam menghadapi
hidup.
I.
PEMBAHASAN
[1]Sebelum
membahas tentang manusia sebagai makhluk yang berdab,perlu dipahami terlebih
dahulu apa yang dimaksud dengan hakikat manusia, manusia dan pengetahuan,
manusia dan dorongan untuk bertindak, serta daya manusia. Dengan mamahami hal
tersebut akan lebih mudah untuk dipahami mengapa manusia adalah makhluk yang
beradab.
1.
HAKIKAT MANUSIA
Kata
manusia sendiri sering kali digunakan dengan pengertian yang berbeda-beda,
misalnya ( Mulyoto,1989 : 59 ) berikut ini.
a. Manusia itu tidak lain daripada binatang.
b. Manusia adalah hasil sejarah.
c. Manusia adalah makhluk kerohanian.
d. Manusia adalah yang mencoba untuk
mempertahankan kemanusiaannya di dalam krisis yang terjadi.
Dari
segi ilmiah terdapat beberapa pandangan
tentang hakikat manusia. Di sini akan di kemukakan pandangan dari aliran
materialisme,idealisme,dan realisme klasik.
1) Pandangan Materialisme
Menurut pandangan materialisme, materi atau zat
merupakan satu-satunya kenyataan dan semua peristiwa terjadi karena proses
material ini, sementara manusia juga dianggap juga ditentukan oleh
proses-proses material ini (Mulyono, 1998 :62 ).
2) Pandangan idealisme
Pandangan idealisme
beranggapan bahwa jiwa adalah kenyataan yang sebenarnya. Tiga golongan pandangan idealisme yaitu
idealisme rasionalisme, idealisme etis, idealisme estetis.
3) Pandangan Realisme Klasik
Pandangan ini diwakili,
antara lain oleh pendapat dari (Mulyoto, 1989 : 64) berikut ini.
a. John Wild, yang beranggapan bahwa jiwa
adalah kenyataan yang sebenarnya. Manusia lebih dipandang sebagai makhluk
kejiwaan atau kerohanian.
b. [2]Hyle
dan Morphe, yang berpendapat bahwa manusia merupakan makhluk yang
hylomorpkistis, tersusun atas materi dan jiwa.
4) Pandangan Teologis
Pandangan teologis
membedakan manusia dari makhluk lain
karna hubungannya dengan Tuhan(Mulyoto, 1989:65).
2. MANUSIA
DAN PENGETAHUAN
[3]Kelebihan
utama manusia dibanding dengan makhluk lainnya adalah bahwa otak manusia telah
berevolusi sangat melebihi otak makhluk lainnya. Otak manusia yang telah
berkembang sangat pesat ini disebut dengan akal pikiran. Pengetahuan manusia
itu sendiri sangat kompleks. Kekompleksan pengetahuan manusia inilah yang
menjadikan manusia lebih unggul daripada makhluk lainnya. Leahy (1984)
mengemukakan adanya beberapa sifat dari pengetahuan manusia yang memperlihatkan
bagaimana pesatnya manusia mengelola pengetahuannya, hal yang tidak bisa
dilakukan oleh makhluk lain.
1) Pertama, bersifat indriawai lahir. Manusia
memiliki dan mengembangkan pengetahuannya adalah melalui panca indranya.
2) Kedua, bersifat indriawi batin. Disini
manusia melalui ingatan dan khayalannya mampu mempunyai pengatahuan tentang apa
yang tidak pernah ada, yang pernah ada, maupun apa yangtidak ada lagi.
3) Ketiga, bersifat perseptif. Pengetahuan
manusia juga bisa ditampilkan melalui gerakan atau suara yang sifatnya spontan
sebagai bentuk adaptif terhadap situasi yang ada dihadapannya.
4) Keempat, bersifat refleksif yitu ketika
melalui pengetahuannya manusia mampu mengungkapkan kembali atau menuangkannya
kembali apa yang diketahuinya dalam bentuk yang lain.
5) Kelima, bersifat diskursif. Sifat ini
menunjukkan bahwa melalui pengetahuannya manusia mampu mengetahui aspek aspek
dari satu benda.
6) Keenam, bersifat intuitif, dimana melalui
pengetahuan intuitif ini kita, misalnya, bisa memahami secara langsung benda
atau situasi dalam salah satu aspeknya.
7) [4]Ketujuh,
bersifat induktif. Yaitu ketika melalui pengetahuan tersebut manusia mampu
manarik kesimpulan dari yang khusus ke yang umum.
8) Kedelapan, bersifat deduktif, yaitu ketika
melalui pengetahuan tersebut manusia mampu menarik kesimpulan dari umum ke yang
khusus.
9) Kesembilan, bersifat spekulatif, yaitu
ketika melalui pengetahuan tersebut manusia mampu mempertimbangkan benda dalam
bayangan bayangan, ide ide atau konsep konsep tentang benda tersebut.
10) Kesepuluh,
bersifat sinergis, artinya pengetahuan tersebut ada dalam rangka keadaan
manusia seutuhnya.
3.
MANUSIA DAN DORONGAN UNTUK BERTINDAK
[5]Manusia
sejak lahir juga sudah dikaruniai naluri, yaitu perasaan lain yang tidak
ditimbulkan karna pengaruh pengetahuan, melainkan karna sudah terkandung dalam
organismenya, dan khususnya dalam gennya. Naluri ini merupakan unsur produktif
agar makhluk hidup dapat tetap bertahan dan lestari dorogan naluri tersebut
sebagaimana dicetuskan oleh W. Mac Dougall dalam bukunya Introduction to Social
Psychology (Koentjaraningrat, 1990: 109) diantaranya adalah berikut ini.
1) Pertama, dorongan untuk mempertahankan
hidup. Perasaan untuk tetap bertahan hidup merupakan dorongan naluriah,
sedangkan upaya mencari makan atau membuat api penghangat tindakan atau
perilaku.
2) Kedua, dorongan sex. Karna sex merupakan
dorongan naluriah maka adalah hampir tidak mungkin dan bahkan menjadi kurang
manusiawi, apabila ditiadakan. Berbagai macam bentuk pangaturan dan
pengendalian dorongan sex pada berbagai masyarakat antara lain upacara inisiasi
ketika memasuki masa deasa pada beberapa kebudayaan.
3) Ketiga, dorongan untuk mencari makan.
4) Keempat, dorongan untuk bergaul atau
berinteraksi dengan sesama manusia. Dorongan ini merupakan landasan biologi
dari kehidupan masyarakat manusia sebagai makhluk kolektif.
5) [6]Kelima,
dorongan untuk menerima tingkah laku sesamanya. Dorongan untuk meniru tingkah
laku sesamanya merupakan sumber dari beraneka warna kebudayaan diantara makhluk
manusia.
6) Keenam, dorongan untuk berbakti. Drorongan
ini ada dalam naluri manusia karena manusia merupakan manusia merupakan makhluk
yang kolektif. Untuk dapat hidup bersama dengan manusia lain secara serasi maka
manusia perlu mengembangkan rasa simpati, kasih, sayang, pengorbanan, dan
sebagainya. Rasa siimpati ini akhirnya berkembang dengan rasa kasih sayang dan
mendorongnya untuk mengabdikan diri sepenuhnya bagi kemanusiaan sampai akhir hayatnya.
4.
DAYA MANUSIA
[7]Setelah
manusia melalui proses pematangan, terutama pendidikan dengan makhluk hidup
lainnya. Setelah melalui proses pematangan, terutama pendidikan, manusia menjadi
raja dunia karena memiliki sejumlah kemampuan, seperti akal, perasaan, kemauan,
fantasi, dan prilaku yang khas sehingga manusia di tempatkan di tingkat
teratas.
a. Akal dan Inteliginse
Intelegensi
merupakan kemampuan manusia yang bersifat potensial. Oleh karena itu,pemikiran
yang aktif merupakan kekuatan yang bersifat fungsional. Berpikir merupakan
suatu perbuatan operasional yang mendorong untuk aktif berbuat demi kepentingan
dan peningkatan hidup sebagai manusia.
b. Perasaan dan Emosi
Perasaan
dan emosi merupakan dua bagian integral dari keseluruhan aspek psikis
seseorang. Perasaan merupakan warna atau suasana psikis seseorang yang
mengiringi atau menyertai kegiatan dalam situasi khusus,serta sehubungan dengan
adanya kesan setelah kegiatan berlangsung. Yang erat kaitannya dengan emosi
adalah emosi sebagai wujud perasaan yang kuat. Perasaan yang menyangkut
kerohanian, sedangkan emosi mempengaruhi rohani dan jasmani.
c. Kemauan (konasi)
[8]Menurut
Dra.Kartini dalam dalam bukunya psikologi umum, kemauan adalah dorongan
kehendak yang terarah pada tujuan-tujuan hidup tertentu yang dikendalikan oleh
pertimbangan akal budi.
d. Fantasi
Menurut
Drs.Agus Sujanto, yang dimaksud dengan fantasi adalah suatu daya jiwa untuk
menciptakan sesuatu yang baru. Dengan fantasi, manusia dapat membuat sesuatu
yang baru yang merupakan suatu kreasi.
e. Perilaku
Keempat
daya yang dimiliki manusia dia atas,yaitu akal, perasaan, dan emosi, kemauan,
dan fantasi merupakan hal-hal yang menentukan perilaku seseorang.
5.
MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK YANG BERADAB
A.
Pengertian Manusia Sebagai Makhluk yang Beradab
[9]Manusia
merupakan makhluk yang mempunyai akal , jasmani dan rohani. Melalui akalnya
manusia di tuntut untuk
berpikir menggunakan akalnya untuk menciptakan
sesuatu yang berguna dan bermanfaat bagi dirinya sendiri maupun untuk orang
lain. Melalui jasmaninya manusia dituntut untuk menggunakan fisik atau jasmaninya melakukan sesuatu
yang sesuai dengan fungsinya dan tidak bertentangan dengan norma-norma yang
berlaku di masyarakat. Dan melalui rohaninya, rnanusia di tuntut untuk senantiasa dapat mengolah rohani nya, yaitu dengan cara beribadah sesuai dengan agama dan
kepercayaan yang di anutnya.
Norma menjadi suatu hal yang penting untuk dapat dijadikan sebagai tolak
ukur manusia yang beradab.
[10]Adab
artinya sopan. Manusia sebagai makhluk yang beradab artinya pribadi manusia itu
memiliki potensi untuk untuk berlaku sopan, berakhlak, dan berbudi pekerti yang
luhur menunjukkan pada prilakun manusia Orang yang beradab adalah orang yang
berkesopanan, berahklak, dan berbudi pekerti dalam perilaku, termasuk pula
dalam gagasan-gagasannya. Manusia yang beradab adalah manusia yang bisa
menyelaraskan antara cipta, rasa, dan karsa.
[11]Manusia
adalah makhIuk yang beradab sebab dianugrahi harkat, martabat, serta potensi
kemanusiaan yang tinggi. Hal
ini sesuai dengan realita bahwa manusia memerlukan
kesopanan, akhlak, dan kehalusan budi
pekerti dalam
melakukan kontak sosial dengan masyarakat Iuas.
Peradaban
sebagai produk yang bernilai tinggi, halus, indah, dan maju menunjukkan bahwa
manusia memanglah merupakan mahkluk yang memiliki kecerdasan, keberadaban, dan
kemauan yang kuat. Manusia merupakan mahkluk yang beradab sehingga mampu
menghasilkan peradaban. Di samping itu, manusia sebagai mahkluk sosial juga
mampu menciptakan masyarakat yang beradab.
Istilah peradaban dalam bahasa Inggris di sebut Civilization.
Istilah peradaban sering
di pakai untuk menunjuukkan
pendapat dan penilaian kita terhadap perkembangan kebudayaan. Peradapan berasal
dari kata 'adab' yang berarti kesopanan, kehormatan, budi bahasa dan etiket
Manusia beradab dapat
diartikan sebagai yang memiliki akhIak mulia, yang
memiliki kesopanan dan kehalusan budi
pekertinya sedangkan manusia yang tidak memiliki akhlak mulia,
atau yang tidak memilik kesopanan dan tidak halus budi pekertinya adalah
manusia yang biasanya disebut biadab.
Adab erat hubungannya dengan:
1. Moral , yaitu nilai-nilai dalam masyarakat yang
hubungannya dengan kesusilaan.
2. Norma, yaitu aturan, ukuran atau pedoman
yang dipergunakan dalam menentukan sesuatu yang baik atau salah.
3. Etika, yaitu nilai-nilai dan normal moral
tentang apa yang baik dan buruk yang menjadi pegangan dalam mengukur dalam
mengatur tingkah laku manusia.
4. Estetika, yaitu berhubungan dengan segala
sesuatu yang tercakup dalam keindahan, kesatuan, keselarasan dan kebalikan.
B.
UNSUR-UNSUR YANG BERKAITAN DENGAN MANUSIA SEBAGAI
MAKHLUK YANG BERADAB
a.
Kesadaran Moral
[12]Kata
moral berasal dari bahasa lain mores, kata jamak dari mos yang berarti adat
atau kebiasaan. Menurut Gilligan dan Lawrence A. Blum, memiliki keterkaitan
dengan kepedulian seseorang dengan yang lainnya. Moral tidak hanya berhubungan
dengan tingkah laku, namun juga mengarahkan seseorang untuk dapat berbuat baik
kepada orang lain.
Istilah moral juga sering dikaitkan dan
dihubungkan dengan kesadaran. [13]Kesadaran
mempunyai kata dasar sadar. Sadar
menurut kamus bahasa indonesia sadar karangan
Poerwadarminta (1985), mempunyai beberapa pengertian, antara lain
merasa, tahu, ingat,ingat kembali (dari pingsannya), siuman, bangun (dari
tidur), dan mengerti.[14]Kesadaran
moral sendiri merupakan suatu pengertian dari keadaan kejiwaan manusia yang
selalu mendekati kebaikan, kebenaran, dan keadilan (Hudoyo,1979). Kesadaran
moral juga memiliki keterkaitan dengan hati nurani (consience). Terdapat tiga
cakupan dalam kesadaran moral. Pertama, perasaan yang mendorong seseorang untuk
melakukan tindakan yang bermoral. Kedua, perasaan rasional dan objektif, yaitu
suatu perbuatan yang secara umum dapat diterima oleh masyarakat, sebagai hal
yang objektif dan universal. Ketiga, kebebasan, yaitu bebas menentukan
perilakunya sendiri, dan didalam penentuan perilaku itu sekaligus memiliki
kapasitas nilai manusia itu sendiri.
Unsur –unsur kesadaran
moral, terdiri dari tiga hal,yaitu :
a. Kewajiban
[15]Suara
batin (hati nurani) harus selalu ditaati,dipatuhi. Dengan inilah seseorang itu
merasa dibebani oleh suatu kewajiban mutlak untuk melaksanakan sesuatu.
Kewajiban sangat erat kaitannya dengan tanggung jawab.
Kesanggupan
seseorang terhadap suatu tugas wajib atau kemudian disebut kewajiban, akan
berakibat sutu celaan tau menerima kibat tertentu jika tidak dilakasnakan. Apabila meninggalkan tugas wajib diartikan melupakan
kewajiban atau tak bertanggung jawab. Jadi dengan adanya kewajiban itu ia
memiliki tanggung jawab karena ia melakukan tugas wajib, sehingga pernyataan
bahwa: ia tidak mempunyai kewajiban berbeda dengan ia tidak punya tanggung
jawab. Sebab ad orang yang punya tugas wajib tetapi dapat pila dilakukan tanpa
tanggung jawab.
Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah
laku dan perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggung
jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya.
·
Macam tanggung jawab
a)
Tanggung jawab kepada keluarga
Tiap anggota keluarga wajib bertanggung jawab kepada
keluarganya. Tanggung jawab ini menyangkut nama baik keluarga. Tetapi tanggung
jawab juga merupakan kesejahteraan, keselamatan, pendidikan dan kehidupan.
b)
Tanggung jawab kepada masyarakat
Satu kenyataan pula, bahwa manusia adalah makhluk
social. Manusia merupakan anggota masyarakat. Karena itu dalam berpikir,
bertingkah laku, berbicara, dan sebagainya manusia terikat oleh masyarakat.
Wajarlah apabila segala tingkah laku dan perbuatannya harus
dipertanggungjawabkan kepada masyarakat.
c)
Tanggung jawab kepada bangsa/Negara
Tiap manusia adalah warga Negara suatu Negara. Dalam
berpikir, berbuat, bertindak, bertingkah laku manusia terikat oleh norma-norma
atau ukuran-ukuran yang dibuat oleh Negara. Manusia tidak dapat berbuat semau
sendiri. Bila perbuatan manusia itu salah, maka ia harus bertanggung jawab
kepada Negara.
d)
Tanggung jawab kepada tuhan
[17]Manusia adalah makhluk ciptaan tuhan. Sebagai ciptaan
tuhan, manusia dapat mengembangkan diri sendiri. Dalam mengembangkan dirinya
manusia bertingkah laku dan berbuat.
Sudah tentu dalam perbuatannya manusia membuat banyak kesalahan baik yang
disengaja maupun tidak. Sebagai hamba tuhan, manusia harus bertanggung jawab
atas segalaperbuatan yang salah itu atau dengan istilah agama atas segala
dosanya.
Dapat disimpulkan bahwa:
Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah
laku atau perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggung
jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya.
b. Rasional
[18]Kesadaran
moral dapat dikatakan rasional karena ia berlaku objektif, universal, serta
terbuka bagi penyangkalan dan pembenaran.
c. Kebebasan
Kesadaran
moral ini hanya terdapat pada makhluk yang berakal, yang memiliki perasaan, dan
memiliki kehendak kejiwaan. Kesadaran moral hanya dimiliki oleh mereka yang
memiliki otonomi dan kepribadian. Otonomi dan kepribadian ini hanya dimiliki
oleh manusia karena otonomi dan kepribadian ini adalah ciri-ciri manusiawi dari
seorang manusia.
Moralitas
seseorang sesungguhnya dapat digolongkan ke dalam beberapa tingkatan. Hudoyo
(1979) membeginya kedalam 3 tingkatan sebagai berikut :
·
Instinctive
morality level
Moralitas
pada tingkatan ini adalah moralitas yang sifatnya hewani, contohnya kasih ayang
yang diberikan oleh seorang ibu kepada anaknya atau juga kasih sayang dan
perlindungan yang diberikan seekor induk harimau kepada anak anaknya.
·
Customary
morality level
Moralitas
pada tingkatan ini, umumnya moralitas yang mengacu kepada adat kebiasaan. Pada
tingkatan ini perilaku seseorang akan di [19]dasarkan
pada adat kebiasaan yang berlaku pada suatu masyarakat. Aturan- aturan yang
tertulis maupun yang tidak tertulis dijadikan kerangka acuan seseorang dalam
bertindak.
·
Conscience
morality level
Level
ini adalah level tertinggi, yaitu kesadaran mora. Menyatakan bahwa kesadaran
moral dalam penerapan atau realisasinya didasarkan pada kehendak atau otonomi
dan kebebasan manusia. Dalam hal ini seseorang berbuat baik karena dia sadar bahwa
dia memang merasa sudah seharusnya berbuat baik. Perbuatan itu merupakan suatu
kewajiban yang tidak dapat tidak harus dilakukan.
b.
Etika
[20]Istilah
etika dalam bahasa indonesia berasal dari kata Yunani, ethos, yang berarti
watak kesusilaan atau adat. Jadi, hampir sama dengan pengertian moral, yang
berarti cara hidup, atau adat. Etika dipergunakan untuk mengkaji suatu sistem
nilai yang ada, misalnya etika itu sesuai atau tidak dengan norma yang berlaku.
Sedangkan moral dipergunakan untuk perbuatan yang sedang dinilai, misalnya
beramal merupakan perbuatan yang bermoral. Istilah lain untuk etika yang sering
dipergunakan dalam masyarakat adalah susila atau akhlak.
Berikut diberikan dua buah definisi
etika “Etika adalah ilmu tentang kesusilaan yang menentukan bagaimana sebaiknya
manusia hidup dalam masyarakat, apa yang baik dan apa yang buruk, segala ucapan
harus senantiasa berdasarkan hasil-hasil pemeriksaan tentang peri keaadaan
hidup dalam arti kata seluas luasnya.”
Penentuan segala sesuatu dalam
masyarakat untuk memilih yang baik dan yang buruk, yang betul dan yang salah ,
harus sesuai dengan norma yang berlaku. Norma merupakan aturan, ukuran, atau
pedoman yang dipergunakan dalam menentukan sesuatu,betul atau salah, baik atau
buruk. Norma dalam suatu masyarakat tentulah berbeda dengan norma dalam
masyarakat lain, karena masing masing disesuaikan dengan adat kebiasannya.
Walau demikian, [21]ada
beberapa yang sama dan disebut sebagai norma yang berlaku umum. Norma yang
berlaku umum ada tiga, yaitu sopan santun, hukum ,dan moral. Norma sopan santun
hanya berlaku berdasarkan suatu kebiasaan. Norma ini terbentuk menurut pendapat
kebanyakan orang sehingga dapat diubah menurut kebutuhan.
Norma hukum dalam praktiknya dapat
dikatakan sebagai hukum itu sendiri, seperti yang telah dikemukakan dalam Bab
IV Subbab 1, dan berlaku dalam masyarakat modern, antara lain hukum perdata,
dan hukum pidana yang masing masing memiliki sanksi. Seseorang yang melakukan
suatu pelanggaran terhadap hukum akan dikenakan sanksi. Sedangkan yang disebut
norma moral adalah nilai nilai dalam masyarakat dalam hubungannya dengan moral
atau kesusilaan.
Diatas telah disebutkan bahwa
pelaksanaan etika dalam kehidupan bermasyarakat berbeda-beda, tergantung dari
kebiasaan yang berlaku. Oleh karena itu, hubungan etika dalam kehidupan
masyarakat modern yang sudah kompleks, dapat dibedakan menurut bidangnya,
sehingga dikenal adanya etika dalam kehidupan sosial, etika dalam jurnalistik,
dan etika dalam jurnalistik, dan etika dalam politik.
Dalam kehidupan sosial,terutama di
indonesia, etika lebih populer dengan sebutan etiket yang berarti sopam antun.
Dikenal dengan etiket, seperti atiket makan, etiket berpakaian, dan etiket
berbicara. Sopan santun dalam kaitannya dengan soal makan telah dikemukakan di
atas. Berikut ini akan diberikan pula penggambaran yang berkaitan dengan etiket
berpakaian dan etiket berbicara.
Dalam pemberian, dikenal adanya kode
etik jurnalistik,yaitu merupakan kode atau cara pemberitaan yang dinilai sopan
berdasarkan kesepakatan bersama. Misalnya, dalam memberitakaan seeorang yang
sedang menjadi terdakwa yang belum tentu akan dinilai salah, demi nama baik
orang itu namanya tidak disebut penuh, cukup disebutkan singkatannya saja.
Namun, [22]apabila
si terdakwa dinyatakan bersalah oleh pengadilan, namanya dapat dituliskan
secara penuh, bahkan gambarnya pun boleh dimuat.
Etika dalam politik juga didasarkan
atas aturan permainan yang telah disepakati atau berlangsung. Dalam negara
demokrasi yang kekuasaannya ada di tangan rakyat, hak-hak asasi rakyat harus
dihormati. Pelanggaran terhadap hak-hak asasi rakyat bukan saja dapat dituntut
secara huku, tetapi secara etika juga tidak dibenarkan.
c. Estetika
[23]Estetika dapat diartikan lain sebagai teori tentang
kehidupan. Keindahan dapat diartikan beberapa hal yaitu:
1.
Secara luas yaitu mengandung ide yang baik yang meliputi watak indah,
hukum yang indah, ilmu yang indah, dan lain sebagainyaa.
2.
Secara sempit yaitu keindahan yang terbatas pada lingkup persepsi
penglihatan (bentuk dan warna)
3.
Secara estetik murni yaitu menyangkut pengalaman yang berhubungan dengan
penglihatan, pendengaran dan etika.
4. Kebajikan
[24]Kebajikan atau kebaikan atau perbuatan yang
mendatangkan kebaikan pada hakikatnya sama dengan perbuatan moral, perbuatan
yang sesuai dengan norma norma-norma agama atau etika. Manusia berbuat baik,
karena menurut kodratnya manusia itu baik, makhluk bermoral. Atas dorongan
suara hatinya manusia cenderung berbuat baik.
Kebajikan
adalah perbuatan yang selaras dengan suara hati kita, suara hati masyarakat dan
hukum Tuhan. Kebajikan berarti berlaku sopan, santun, berbahasa baik,
bertingkah laku baik, ramah terhadap siapapun, berpakaian sopan agar tidak
merangsang bagi yang melihatnya.
5. Sikap Hidup
[25]Sikap hidup ialah keadaan hati dalam menghadapi
hidup ini.Sikap itu ada di dalam hati kita dan hanya kitalah yang tahu. Orang
lain hanya baru tahu setelah kita bertindak. Sikap itu penting,setiap manusia
mempunyai sikap dan sudah tentu tiap-tiap orang berbeda sikapnya. Sikap dapat
di bentuk sesuai dengan kemauan yang membentuknya. Pembentukan sikap ini
terjadi melalui pendidikan. Sikap dapat juga berubah karena situasi, kondisi,
dan lingkungan.
Dalam
menghadapi kehidupan, yang berarti manusia menghadapi manusia lain atau
menghadapi kelompok manusia ada beberapa sikap etis dan sikap non etis. Sikap
etis ini disebut sikap positif. Sedangkan sikap non etis disebut sikap negatif.
Ada tujuh sikap etis, yaitu: sikap lincah, sikap tenang,sikap halus, sikap
berani, sikap berani sikap arif, sikap rendah hati, dan sikap bangga. Sikap non
etis atau sikap negatif ialah: sikap kaku, sikap gugup, sikap kasar, sikap
takut, sikap angkuh dan sikap rendah diri. Sikap non etis harus dijauhkan dari
diri pribadi-pribadi, karena sangat merugikan baik diri sendiri maupun kemajuan
bangsa. Selain itu, ada sikap dalam menghadapi saudara tua/muda, dan menghadapi
orang yang berada di rumah kita
II.
PROBLEMATIKA HAKIKAT MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK YANG
BERADAB
[26]Adab
artinya sopan. Manusia sebagai mahkluk yang beradab artinya pribadi manusia itu
memiliki potensi untuk berlaku sopan, berahklak, dan berbudi pekerti yang luhur
menunjuk pada perilaku manusia. Orang yang beradab adalah orang yang
berkesopanan, berahklak, dan berbudi pekerti dalam perilaku, termasuk pula
dalam gagasan-gagasannya. Manusia yang beradab adalah manusia yang bisa
menyelaraskan antara cipta, rasa, dan karsa.
Namun
dalam perkembangannya, manusia bisa jatuh dalam perilaku yang tidak kebiadaban
karena tidak mampu menyeimbangkan atau mengendalikan cipta, rasa, dan karsa
yang dimilikinya. Manusia tersebut melanggar hakekat kemanusiaannya sendiri.
Manusia yanng beradab tentunya ingin hidup di lingkungan yang beradab pula.
Sehingga terbentuklah masyarakat yang beradab.
[27]Saat
ini moral bukan lagi menjadi hal penting dalam diri para remaja,kebanyakan dari
mereka lebih mementingkan ego nya sendiri sehingga apa yang mereka lakukan
terkadang tidak didasari oleh rasa kemanusiaan serta rasa religius yang
seharusnya menjunjung tinggi nilai-nilai serta adab yang diajarkan oleh agama
yang dianut nya masing-masing. banyak kasus-kasus yang mencerminkan telah
rusaknya moral remaja Indonesia seperti halnya masih semaraknya kelompok/geng
disekolah yang meresahkan warga dengan aksi-aksi yang mereka lakukan seperti
tawuran,Masa orientasi siswa baru yang sadis dengan dilakukannya penganiayaan
bahkan sampai perilaku seks bebas di dalam ruang kelas. Strategi pembelajaran
moral sangat diperlukan karena banyaknya perilaku moral dikalangan siswa
seperti membolos,mencontek ketika ujian atau ulangan harian dan berkelahi antar
teman . selain itu maraknya kasus Curanmor (Pencurian motor) yang dilakukan
oleh para remaja bahkan sampai kepada kasus pembegalan yang akhir-akhir ini
sangat meresahkan warga dikarenakan bukan hanya harta mereka saja yang
hilang,namun nyawa pun kian terancam.Maksi-aksi brutal yang dilakukan oleh para
remaja tersebut telah jelas bahwa remaja Indonesia saat ini tengah megalami
krisis moral yang amat sangat memprihatinkan.
III.
SOLUSI DAN SARAN
1.
Solusi
Aksi-aksi
brutal yang dilakukan oleh para remaja tersebut telah jelas bahwa remaja
Indonesia saat ini tengah megalami krisis moral yang amat sangat
memprihatinkan. Dengan ini solusi yang dapat kita ambil untuk mengatasi masalah
kerusakan moral yang terjadi pada remaja Indonesia yaitu :
1) menanamkan pendidikan karakter sejak dini.
“[28]Anak
adalah generasi penerus bangsa yang membutuhkan pendidikan serta pemenuhan
hak-hak nya untuk dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi yang
dimilikinya” (Nadiroh, n.d.)
karena sejatinya karakter yang baik
dapat dibentuk sejak dini. untuk pendidikan karakter ini sebaiknya tidak hanya
mengandalkan pendidikan formal saja,namun pendidikan karakter ini juga dapat
ditanamkan dalam lingkungan keluaraga yang merupakan agen utama untuk membentuk
sebuah karakter yang baik pada anak.
2) Pemilihan teman dalam pergaulan dan
lingkungan yang tepat.
pergaulan sangat memengaruhi karakter
dari dalam diri seseorang,apalagi pada tahap remaja,mereka sangat mudah
dipengaruhi oleh orang lain. oleh karena itu orang tua sebagai agen utama
sebaiknya lebih memperhatikan serta memantau lagi bagaimana pergaulan anak-anak
mereka diluar dan dengan siapa saja mereka saat berada diluar lingkup rumah.
3) Mampu memanfaatkan perkembangan IPTEK
dengan baik.
karena dengan tekonologi,kini kita
dapat mengakses dengan mudah hal-hal apapun yang kita inginkan,terlebih lagi
semakin marak nya video-video porno di kalangan remaja yang dapat merusak
moral.
4) Meningkatkan iman dan taqwa kepada Tuhan yang
Maha Esa.
karena sesuatu apapun yang dilandasi
dengan iman dan takwa tidak akan mengarah ke hal-hal yang negatif. Dengan kita
mengingat dan menyadari bahwa ada Tuhan yang selalu mengawasi apapun yang kita
lakukan,maka dengan itu kita pun akan lebih sadar bahwa apapun yang kita
lakukan di dunia tentu ada konsekuensi serta pertanggung jawaban nya di Akhirat
kelak.
5) menggalakan pendidikan moral serta
pengembangan karakter pada mata pelajaran disekolah.
[29]“Pendidikan
moral melibatkan dukungan otoritatif dari norma,yaitu seperangkat aturan atau
standar penilaian yang terkait dengan beberapa wilayah perilaku individu
“(Taher et al., 2008). karena sejatinya pendidikan yang baik tidak hanya
mengedepankan prestasi akademik saja,namun harus di imbangkan dengan pendidikan
moral yang bertujuan agar peserta didik menjadi manusia yang cerdas serta
bermoral.
2.
Saran
Dengan
semakin merosotnya moral pada remaja Indonesia saat ini, sebaiknya tingkah laku
atau tindakan Remaja lebih dapat dikontrol lagi,dimulai dari lingkup
keluarga,sekolah bahkan sampai kedalam lingkup masyarakat.Untuk meminimalisir
terjadinya berbagai penyimpangan yang dilakukan oleh remaja alangkah baiknya
kita memberikan sesuatu hal yang lebih mengedukasi dan memberikan hal-hal
positif yang dapat mereka lakukan.
DAFTAR PUSTAKA
Budiawati, Yulia, dkk. 2006. Ilmu Budaya Dasar. Jakarata: Universitas Terbuka.
Fauzi, F.,
Arianto, I., Solihatin, E. 2013. “Peran Guru Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan Dalam Upaya Pembentukan Karakter Peserta Didik”. Jurnal PPKN Unj Online. 1 (2): 1-5.
Hoedojo,
A.S. 1979. Beberapa Catatan dan Persoalan
Etika (Filsafat Praktis). Yogyakarta: Fakultas Filsafat UGM.
Mulyono. 2018. Buku Ajar Mata
Kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar. Semarang: Stikes Widya Husada.
Nadiroh, N. (n.d). Peran Strategi
Ruang Publik Terpadu Ramah Terhadap Lingkungan,104-117.
Nasution,
Muhammad Syukri Albani Nasution, dkk. 2015. Ilmu
Sosial Budaya Dasar. Jakarta: Rajawali Pers.
Prasetya, Joko Tri. 2013. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: Rineka Cipta.
Reksiana.2018.”Kerancuan
Istilah Karakter, Akhlak, Moral, dan Etika”.Thaqafiyyat.
19 (1): 9-10.
Sukardi.2013.
Ilmu Sosial Budaya Dasar (Buku Ajar).
Jawa Timur: Forum Ilmiah Kesehatan (Forikes).
Taher, A.,
Bimbingan, J., Tarbiyah, F., Larry, P., Nucci, P., dan Narvaez, D. 2008. “Pendidikan Moral dan Karakter: Sebuah
Panduan”. Pendahuluan Penting Terkait
dengan Pendidikan Moral dan Karakter.14 : 545-558.
Widyosiswoyo, Supartono. 2004. Ilmu Budaya Dasar. Bogor Selatan: Ghalia Indonesia.
Zubair, Achmad Charis. 1987. Kuliah Etika. Jakarta: Rajawali Pers.
[1] Budiawati, Yulia, dkk. 2006. Ilmu
Budaya Dasar. Jakarata: Universitas Terbuka, hh. 2.3-2.7.
[2] Loc.cit
[4] Loc.it.
[5] Ibid. Hh. 2.12-2.13
[6] Loc.it.
[7] Widyosiswoyo,
Supartono. 2004. Ilmu Budaya Dasar.
Bogor Selatan: Ghalia Indonesia.Zubair, Achmad Charis. 1987. Kuliah Etika. Jakarta: Rajawali Pers.hh.14-18.
[8] Ibid.hh.18-21.
[9]
Nasution, Muhammad Syukri Albani
Nasution, dkk. 2015. Ilmu Sosial Budaya
Dasar. Jakarta: Rajawali Pers.hh.65-66.
[10]
Sukardi.2013. Ilmu Sosial Budaya Dasar (Buku Ajar). Jawa Timur: Forum Ilmiah Kesehatan
(Forikes).h.20
[12]
Reksiana.2018.”Kerancuan Istilah
Karakter, Akhlak, Moral, dan Etika”.Thaqafiyyat.
19 (1): 9-10.
[17] Ibid. h.157.
[23]
Mulyono. 2018. Buku Ajar Mata Kuliah Ilmu Sosial Budaya
Dasar. Semarang: Stikes Widya Husada.h.8.
[25] Ibid. hh.179-180.
[27]
Fauzi, F., Arianto, I., Solihatin, E.
2013. “Peran Guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Dalam Upaya
Pembentukan Karakter Peserta Didik”. Jurnal
PPKN Unj Online. 1 (2): 1-5.
[28]
Nadiroh, N. (n.d). Peran Strategi Ruang Publik Terpadu Ramah Terhadap
Lingkungan. hh.104-117.
[29] Taher, A.,
Bimbingan, J., Tarbiyah, F., Larry, P., Nucci, P., dan Narvaez, D. 2008. “Pendidikan Moral dan Karakter: Sebuah
Panduan”. Pendahuluan Penting Terkait
dengan Pendidikan Moral dan Karakter.14 : 545-558.
0 komentar:
Post a Comment