KUMPULAN TUGAS LK PPG MAPEL INFORMATIKA
No. |
Masalah yang telah diidentifikasi |
Hasil eksplorasi penyebab masalah |
Analisis eksplorasi penyebab masalah |
1 |
Pedagogik, literasi, dan numerasi Peserta didik
masih memiliki semangat belajar yang rendah |
Hasil kajian literatur : 1. Moslem, M. C., Komaro, M., &
Yayat, Y. (2019). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 2 faktor
yang mempengaruhi motivasi belajar siswa faktor A yang terdiri atas: ·
cita-cita/aspirasi siswa, ·
kondisi ligkungan, ·
unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran faktor B yang
terdiri atas: ·
kondisi siswa ·
upaya guru dalam mengelola kelas dan kondisi siswa. Sumber : Moslem, M. C., Komaro, M.,
& Yayat, Y. (2019). Faktor-Faktor yang menyebabkan rendahnya motivasi
belajar siswa dalam mata pelajaran aircraft drawing di SMK. Journal
of Mechanical Engineering Education, 6(2), 258-265. (https://ejournal.upi.edu/index.php/jmee/article/view/21803) (diakses 30-08-2022) 2. Rohman, A. A., & Karimah, S.
(2018). Faktor yang mempengaruhi rendahnya motivasi belajar
siswa diantaranya: ·
tempat belajar, ·
fungsi fisik, ·
kecerdasan, ·
sarana dan prasarana, ·
waktu, ·
kebiasaan belajar, ·
guru, ·
orang tua, ·
emosional dan kesehatan, ·
serta faktor teman. Sumber : Rohman, A. A., &
Karimah, S. (2018). Faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya motivasi belajar
siswa kelas XI. Jurnal At-Taqaddum, 10(1), 95-108. (http://download.garuda.kemdikbud.go.id/article.php?article=1722694&val=8655&title=FAKTOR-FAKTOR%20YANG%20MEMPENGARUHI%20RENDAHNYA%20MOTIVASI%20BELAJAR%20SISWA%20KELAS%20XI) (diakses 30-08-2022) 3.
Rismawati, M.,
Khairiati, E., & Khatulistiwa, S. P. (2020). Hasil analisis faktor
ditemukan 6 faktor yang mempengaruhi rendahnya motivasi belajar siswa yang
diberi nama: ·
faktor sarana belajar, ·
faktor minat, ·
faktor perhatian, ·
faktor kemampuan diri, ·
fakor teman sebaya, dan ·
faktor kesehatan Sumber : Rismawati, M., Khairiati, E., &
Khatulistiwa, S. P. (2020). nalisis Faktor Yang Mempengaruhi Rendahnya
Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika. J-PiMat:
Jurnal Pendidikan Matematika, 2(2), 203-212. (https://scholar.archive.org/work/a2dat2bnqbcg7kr4vs7tbuoubu/access/wayback/http://jurnal.stkippersada.ac.id/jurnal/index.php/jpimat/article/download/860/pdf) (diakses
30-08-2022) Wawancara : 1.
Guru Yayan Sofyan Hadi (Waka
Kurikulum SMAN 1 Masbagik & Guru Fisika SMAN 1 Masbagik) Faktornya penyebab : 1.
Peserta didik belum mengetahui pentingnya
belajar. 2.
Model pembelajaran masih klasikal 3.
Siswa tidak tertarik dengan materi pelajaran 2. Kepala Sekolah Drs. H. Artajab, M.Pd.
(Kepala SMAN 1 Masbagik) Faktor Penyebab : 1.
Dorongan dari semua pihak terutama orang tua. 2.
Belum menemukan cara belajar peserta didik 3.
Guru belum menggunakan metode pembelajaran
yang tepat sesuai kebutuhan peserta didik. 3. Rekan Sejawat : Taufik
Sutami, S.Kom (Guru Informatika SMAN 1 Masbagik). Faktor Penyebab : 1.
Disiplin peserta didik tidak tertanam dari
awal 2.
Gaya belajar yang digunakan guru masih
konvensional 3.
Media ajar yang digunakan guru kurang menarik 4. Pengawas : Drs. H. Lalu
Zihnan Munir, M.Pd (Pengawas Pembina SMAN 1 Masbagik). Faktor penyebab : 1.
Kurikulum yang tidak relevan 2.
Pengajaran tidak sesuai dengan bakat atau
minat peserta didik 3.
Kondisi ruang kelas yang kurang kondusif. 5. Pakar : Ashhabul
Yamin, S.Pd. (Pendamping Guru Penggerak dan Guru PPKn SMAN 1 Pringgasela).
Faktor Penyebab : 1.
Gaya belajar peserta didik yang berbeda-beda 2.
Situasi pembelajaran yang dilakukan guru
kurang menarik/kurang inovatif. |
Setelah
dilakukan kajian literatur dan hasil wawancara serta dikonfirmasi melalui
observasi dan pengamatan , dapat diketahui penyebab masalah peserta didik
masih memiliki semangat belajar yang rendah adalah sebagai berikut : 1. Pola teacher
centered masih kuat. 2. Penerapan
metode-metode konvensional masih mendominasi. 3. Pembelajaran
yang disajikan guru juga cenderung tekstual. 4. Pola tidur peserta didik yang tidak baik. 5. Peserta didik memiliki gaya belajar yang berbeda-beda. 6. Ruang kelas yang Kurang kondusif |
|
Minat baca
peserta didik masih rendah |
Hasil kajian literatur : 1. Solahudin, D., Misdalina, M., & Noviati, N. (2022). Berdasarkan
hasil analisis data diperoleh dua faktor penyebab kurangnya minat baca siswa,
yaitu faktor internal merupakan faktor yang berasal dari diri siswa yaitu : ·
kemampuan membaca, ·
memahami makna yang terkandung
dalam bacaan, ·
kurangnya membiasakan membaca, ·
membaca buku atas perintah guru, ·
siswa jarang mencari buku atau
bahan bacaan sesuai dengan kebutuhannya, ·
siswa yang menyelesaikan tugas
melalui internet tanpa buku. sedangkan faktor eksternal
merupakan yang disebabkan oleh oleh diri siswa sendiri yaitu : ·
lingkungan sekolah kurang
mendukung, ·
budaya membaca yang kurang
dilingkungan sekolah, ·
program literasi belum berjalan
maksimal, ·
mading sekolah yang tidak pernah
diperbaharui, ·
sekolah tidak memiliki tempat
khusus untuk membaca selain diperpustakaan, ·
peran perpustakaan sekolah yang
belum maksimal, dan ·
pengaruh pengunaan smarthphone. Sumber : Solahudin, D.,
Misdalina, M., & Noviati, N. (2022). Analisis Faktor Penyebab Rendahnya
Minat Baca Pada Siswa Kelas 5 SD Negeri 4 Tanjung Lago. Jurnal
Pendidikan dan Konseling, 4(4), 1404-1407. (https://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/jpdk/article/view/5465) (diakses 30-08-2022) 2. Restutirosi, Y. N. (2022). Berdasarkan penelitian ini diperoleh kesimpulan
bahwa penyebab rendahnya minat baca siswa IPS SMA Negeri se-Kabupaten
Bondowoso adalah: (1) Tidak adanya
kebiasaan membaca pada kalangan masyarakat, keluarga, dan lingkungan sekolah.
(2) Rendahnya kondisi
perekonomian keluarga. (3) Motivasi siswa yang
tergolong rendah. Sumber : Restutirosi, Y. N. (2022).
Identifikasi faktor-faktor penyebab rendahnya minat baca siswa IPS SMA Negeri
se-Kabupaten Bondowoso. SKRIPSI Mahasiswa UM. (http://mulok.library.um.ac.id/index3.php/69781.html) (diakses
30-08-2022) 3. Suparya, I.
K., Suastra, I. W., & Arnyana, I. B. P. (2022). Faktor penyebab rendahnya
literasi sains siswa adalah: a)
penggunaan buku ajar yang belum tepat, b)
miskonsepsi siswa, c)
pembelajaran yang tidak kontekstual, d)
rendahnya kemampuan membaca, e)
lingkungan dan iklim belajar, f)
infrastruktur sekolah, g)
sumber daya manusia, h)
manajemen sekolah. Sumber : Suparya, I. K., Suastra, I. W., & Arnyana, I. B. P. (2022). RENDAHNYA
LITERASI SAINS: FAKTOR PENYEBAB DAN ALTERNATIF SOLUSINYA. Jurnal
Ilmiah Pendidikan Citra Bakti, 9(1), 153-166. (https://jurnalilmiahcitrabakti.ac.id/jil/index.php/jil/article/view/580) (diakses 31-08-2022) Wawancara 1. Guru H. Sudirman, S.Pd. (Guru
Bahasa Indonesia SMAN 1 Masbagik) 1. Daya dukung orang tua 2. Lingkungan sekitar 3. Bahan bacaan yang tersedia
tidak banyak 4. Motivasi dari dalam diri
peserta didik masih rendah 5. Bahan bacaan yang disediakan
perpustakaan terbatas 6. Program literasi sekolah
kurang mendukung. 2. Kepala Sekolah Drs. H. Artajab, M.Pd.
(Kepala Sekolah SMAN 1 Masbagik). Faktor Penyebab : 1. Komposisi buku atau bahan
bacaan yang belum seragam 2. Sarana dan fasilitas
pendukung belum memenuhi kriteria 3. Rasa ingin tahu peserta didik
kurang. 4. Guru tidak
membiasakan peserta didik untuk membaca Taufik Sutami, S.Kom (Guru Informatika SMAN 1 Masbagik).
Faktor Penyebab : 1. Konten yang ada pada buku
pelajaran kurang menarik 2. Peserta didik tidak biasa
memanage waktu 3. Tempat untuk membaca kurang
refresentatif. Drs. H. Lalu Zihnan Munir, M.Pd (Pengawas
Pembina SMAN 1 Masbagik). Faktor penyebab : 1.
Kemampuan membaca peserta didik masih lemah 2.
Tidak memahami manfaat dari membaca 3.
Tidak membiasakan diri membaca Ashhabul Yamin, S.Pd. (Pendamping Guru Penggerak dan
Guru PPKn SMAN 1 Pringgasela). Faktor penyebab : 1. Peserta didik belum
menemukan buku yang dibaca sesuai dengan karakteristik atau kesukaan yang
dimiliki. 2. Kurangnya sarana yang
variatif disediakan oleh perpustakaan sekolah. 3. Keteladanan dari guru 4. Lingkungan keluarga |
Setelah
dilakukan kajian literatur dan hasil wawancara serta dikonfirmasi melalui
observasi dan pengamatan , dapat diketahui penyebab masalah minat baca
peserta didik masih rendah adalah sebagai berikut: 1.
Sarana bacaan kurang menarik, kurang variatif dan
kurang terbaruka 2.
Guru kurang memberikan teladan membaca dan
mencintai buku 3.
Gerakan literasi pagi hari tidak terlaksana
optimal 4.
Siswa belum menemukan buku yang sesuai dengan
yang di sukai. 5.
Peserta didik lebih suka membaca melalui media
elektronik. |
|
kesulitan
belajar siswa termasuk siswa berkebutuhan khusus dan masalah pembelajaran
(berdiferensiasi) di kelas berdasarkan pengalaman mahasiswa saat menjadi
guru. · Peserta didik
kesulitan dalam belajar bahasa pemrograman dasar. |
Hasil kajian literatur : 1.
Hasanah, R. (2016). Adapun faktor-faktor penyebab kesulitan belajar PKB yaitu ·
abnormalitas
persepsi visual, ·
asosiasi
visual-motor, ·
preservasi,
·
ganguan
penghayatan tubuh, ·
kesulitan
mengenal dan membaca simbol, ·
kesulitan
dalam bahasa sintak dan membaca sintak, ·
performance
IQ lebih rendah dibandingkan dengan skor Verbal IQ. Sumber : Hasanah, R. (2016). Analisis kesulitan belajar
pemrograman komputer basic siswa program studi tadris matematika tahun
akademik 2015/2016. (http://library.uinmataram.ac.id/index.php?p=show_detail&id=26419&keywords=) (diakses 01-09-2022) 2. Ningrum, R. I. (2022). Faktor penyebab
kesulitan siswa dalam mengerjakan soal meliputi : ·
siswa kurang dalam pemahaman konsep
pemrograman, ·
tidak memahami matematika dengan baik, dan ·
kurang memahami struktur program dengan baik. Sumber :
Ningrum, R. I. (2022). Analisis kemampuan menalar siswa dalam membuat program
terhadap capaian tingkat ranah kognitif pada mata pelajaran Pemrograman Dasar
kelas X SMK Islam Batu. SKRIPSI Mahasiswa UM. (http://mulok.library.um.ac.id/index3.php/86339.html) (diakses 01-09-2022) 3. Sthevanie, F., Wulandari, G. S., & Sulistiyo, M. D. (2022, March). Penyebab dominannya antara lain : ·
Kurangnya pemahaman terhadap materi terkait
dasar-dasar algoritma ·
kondisi di lingkungan sekitar peserta yang tidak
kondusif ·
jaringan
internet yang tidak stabil ·
serta
aktivitas paralel lain yang mengurangi fokus peserta Sumber: Sthevanie, F., Wulandari, G. S., & Sulistiyo, M. D. (2022, March). Pelatihan
Bahasa Pemrograman Python untuk Meningkatkan Kemampuan Pemrograman bagi Siswa
Kelas X SMK Telkom Bandung. In COMMUNITY SERVICE SEMINAR &
COMMUNITY ENGAGEMENT (COSECANT) (Vol. 1, No. 2). (https://openlibrarypublications.telkomuniversity.ac.id/index.php/cosecant/article/view/17501/17264) (diakses 01-09-2022) Wawancara : 1. Guru Hisbiniah, S.Kom (Guru
Informatika SMAN 1 Masbagik) Faktor penyebab : 1. Peserta didik memiliki
pengetahuan atau pemahaman dasar materi
pemrograman rendah. 2. Masih ada peserta didik
tidak belajar TIK pada jenjang sekolah sebelumnya. 3. Peserta didik beranggapan
materi pemrograman sulit 2. Kepala Sekolah Drs. H. Artajab, M.Pd.
(Kepala Sekolah SMAN 1 Masbagik). Faktor Penyebab : 1. Pengenalan terhadap
materi pemrograman dasar masih terbatas 2. Belum memahami
manfaat dari materi pemrograman 3.
Variasi di dalam pembelajaran materi tersebut perlu
di tingkatkan. 3.
Rekan Sejawat Taufik
Sutami, S.Kom (Guru Informatika SMAN 1 Masbagik). Faktor Penyebab : 1.
Peserta didik tidak memiliki pemahaman dasar
tentang pemrograman 2.
Prasarana yang digunakan untuk praktik
pemrograman masih terbatas 3.
Perlu ditentukan bahasa pemrograman sabagai
dasar atau acuan untuk mempelajari bahasa pemrograman lanjutan 4.
Waktu untuk latihan atau praktik harus lebih
banyak 4.
Pengawas Drs. H.
Lalu Zihnan Munir, M.Pd (Pengawas Pembina SMAN 1 Masbagik). Faktor penyebab : 1.
Peserta didik tidak mempelajari dasar Bahasa pemrograman 2.
Belajar Bahasa pemrograman menjadi hal yang baru dan
dianggap sulit 3. Belajar teknologi butuh waktu yang banyak. 5. Pakar Ashhabul
Yamin, S.Pd. (Pendamping Guru Penggerak dan Guru PPKn SMAN 1 Pringgasela).
Faktor penyebab : 1. Konten/materi
dari buku kurang kontekstual diterjemahkan oleh guru dalam pembelajaran |
Setelah
dilakukan kajian literatur dan hasil wawancara serta dikonfirmasi melalui
observasi dan pengamatan , dapat diketahui penyebab masalah peserta didik
kesulitan dalam belajar bahasa pemrograman dasar adalah sebagai berikut : 1.
Peserta didik tidak mencari referensi/ sumber
belajar selain apa yang telah diberikan oleh guru 2.
Guru tidak melakukan pendekatan khusus terhadap peserta
didik yang belum memiliki pemahaman. 3.
Peserta didik jarang melakukan pengulangan atau
latihan. |
|
membangun relasi/hubungan
dengan siswa dan orang tua siswa. Komunikasi
antar guru dan orang tua peserta didik terkait pembelajaran masih kurang |
Hasil kajian literatur : 1.
Saputra, dkk (2016), terdapat dua faktor yaitu: -
Faktor dari orang tua: 1.
Sulit mencari orang tua dan rumah jauh 2.
Orang tua tidak perhatian 3.
Kesibukan orang tua 4.
Faktor ekonomi 5.
Orang tua yang over komunikasi -
Faktor dari guru 1.
Kurangnya motivasi guru untuk melakukan kunjungan
kepada wali murid (home visit) 2.
Kurangnya respon dari orang tua dalam proses
komunikasi 3.
Sulit menyesuaikan waktu 4.
Kurang adanya kerjasama antar guru dan wali Sumber: SAPUTRA,
ISNADIE FEBRIAN. IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT KOMUNIKASI
GURU DENGAN ORANG TUA WALI MURID DI TK LUAR BIASA PUTRA JAYA MALANG.
2012. PhD Thesis. University of Muhammadiyah Malang. (https://eprints.umm.ac.id/32026/) (diakses
31-08-2022) 2. Ilfi Nur Diana, dkk (2020), faktor-faktor yang menghambat
komunikasi antara guru/wali kelas, orangtua/wali dan peserta didik, yaitu: ·
Orangtua
kesulitan menentukan waktu yang tepat untuk memperhatikan pendidikan anaknya. ·
Guru kesulitan
membagi waktu karena lebih berfokus pada jadwal definitif serta beban kerja
yang sekolah berikan. ·
Orangtua
menyerahkan tanggung jawab pendidikan anak mereka sepenuhnya kepada guru. ·
Rasa percaya
diri orangtua yang masih rendah. ·
Masih
terbatasnya kemampuan dan pemahaman guru dan orangtua tentang kerjasama. Sumber: Ilfi Nur
Diana, dkk (2020), Kerjasama Orang Tua dan Guru Dalam Meningkatkan Hasil
Belajar Peserta Didik Di Kelompok Bermain Mambaul Ulum (https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/jurnal-pendidikan-luar-sekolah/article/view/42383/36436) (diakses 31/08/2022) 3. Eka Faridah Wahyuningtyas (2018), faktor-faktor yang
menghambat kerjasama, yaitu: ·
Kurangnya
sumberdaya yang dimiliki orangtua sehingga tidak dapat berpartisipasi penuh
dalam kerjasama dengan sekolah. ·
Kurangnya
informasi dari guru kepada orangtua tentang aktivitas peserta didik di
sekolah. ·
Kekhawatiran
dari pihak guru dan orangtua. ·
Asumsi-asumsi
guru mengenai keadaaan keluarga peserta didik yang tidak tepat. Sumber: (Eka Faridah
Wahyuningtyas (2018), Pengaruh Kerjasama Antara Guru dan Orangtua Terhadap
Perilaku Siswa di SMP Muhammadiyah Plus Gunung Pring) http://eprintslib.ummgl.ac.id/2986/1/14.0401.0037_BAB%20I_BAB%20II_BAB%20III_BAB%20V_DAFTAR%20PUSTAKA_Eka%20Faridah%20Wahyuningtyas.pdf (diakses 31/08/2022) Wawancara 1. Guru Dra. Nurpazanah (Waka Humas
dan Guru BK SMAN 1 Masbagik). Faktor penyebab : 1. Guru dan orang tua hanya
berkomunikasi ketika anak memiliki masalah. 2. Pemanfaatan media komunikasi
belum optimal. 3. Orang tua sibuk bekerja 4. Orang tua tidak hadir ketika
diminta datang kesekolah 5. Orang tua mengirim
perwakilan dari anggota keluarga untuk hadir ke sekolah. 2. Kepala Sekolah Drs. H. Artajab, M.Pd.
(Kepala Sekolah SMAN 1 Masbagik). Faktor Penyebab : 1. Kurangnya pertemuan antara
guru dan wali murid 2. Kesibukan masing-masing
sebagai guru dan wali murid menyebabkan waktu untuk berkomunikasi kurang 3. Paradikman masyarakat atau
wali murid yang mengasosiakan tugas dalam pendidikan semata-mata adalah guru. 3.
Rekan Sejawat Taufik
Sutami, S.Kom (Guru Informatika SMAN 1 Masbagik). Faktor Penyebab : 1.
Kesibukan orang tua menyebabkan tidak tahu
perkembangan peserta didik 2.
Pemanfaatan media komunikasi belum optimal 4.
Pengawas Drs. H.
Lalu Zihnan Munir, M.Pd (Pengawas Pembina SMAN 1 Masbagik). Faktor penyebab : 1.
Kesibukan masing-masing dari guru dan orang
tua 2.
Orang tua mengganggap pendidikan sepenuhnya
tanggung jawab guru atau sekolah 5. Pakar Ashhabul Yamin, S.Pd. (Pendamping Guru
Penggerak dan Guru PPKn SMAN 1 Pringgasela). Faktor penyebab : 1. Pemanfaatan media komunikasi
belum optimal 2. Kompetensi sosial yang
dimiliki masih rendah komunikasi |
Setelah
dilakukan kajian literatur dan hasil wawancara serta dikonfirmasi melalui
observasi dan pengamatan , dapat diketahui penyebab masalah Komunikasi antar
guru dan orang tua peserta didik terkait pembelajaran masih kurang adalah sebagai
berikut: 1.
Guru tidak memiliki semua kontak wali murid yang
dapat dihubungi melalui media komunikasi 2.
Rendahnya SDM orang tua peserta didik 3.
Tidak ada program pertemuan rutin dengan orang
tua peserta didik yang diadakan pihak sekolah 4.
Orang tua peserta didik dan guru lebih mengutamakan
kewajiban pekerjaan. |
|
pemahaman/
pemanfaatan model-model pembelajaran inovatif berdasarkan karakteristik
materi dan siswa. Guru merasa sulit menggunakan
model pembelajaran inovatif |
Hasil kajian literatur : 1. Mislinawati,
M., & Nurmasyitah, N. (2018).
Kendala yang dihadapi guru dalam mengimplementasikan model pembelajaran
kurikulum 2013 adalah : ·
guru
belum memahami langkah-langkah pembelajaran sesuai sintaks yang ada pada
model pembelajaran. ·
kurang mampu
menyiasati waktu yang tersedia ·
pengelolaan
dan pengawasan kelas yang tidak dapat berjalan maksimal ·
ketidak aktifnya siswa dalam proses pembelajaran. Sumber : Mislinawati,
M., & Nurmasyitah, N. (2018). KENDALA GURU DALAM MENERAPKAN MODEL-MODEL
PEMBELAJARAN BERDASARKAN KURIKULUM 2013 PADA SD NEGERI 62 BANDA ACEH. Jurnal
Pesona Dasar, 6(2). (http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/PEAR/article/view/12194) (diakses 30-08-2022) 2. Delviyani, F. (2020). faktor penyebab antara lain sebagai berikut: ·
Keterbatasan
kemampuan guru. ·
Bahan ajar
yang tersedia masih terbatas. ·
Sekolah yang
kekurangan guru. ·
Sarana-prasarana
yang kurang memadai. ·
Perlu
perencanaan yang matang dari guru dalam menyiapkan materi ajar. Sumber: Delviyani, F.
(2020). Problematika Guru Dalam Menerapkan Model Pembelajaran Tematik
Tema Benda-Benda Sekitar Kelas V Semester 2 Pada Kurikulum 2013 Di MIN 2 Deli
Serdang (Doctoral dissertation, Universitas Islam Negeri Sumatera
Utara). (http://repository.uinsu.ac.id/10575/1/SKRIPSI%20FIDEL%20FIX-dikonversi.pdf)
(diakses 31-08-2022) Wawancara : 1. Guru Mahsan, M.Pd
(Guru PPKn dan Guru Penggerak SMAN 1 Masbagik) Faktor Penyebab : 1. Kurangnya pemahaman guru
terkait dengan model pembelajaran inovatif 2. Kurangnya pelatihan/workshop
model pembelajaran inovatif 2. Kepala Sekolah Drs. H. Artajab, M.Pd.
(Kepala Sekolah SMAN 1 Masbagik). Faktor Penyebab : 1.
Daya inovasi dan kreatifitas yang kurang 2.
Tidak membuka diri terhadap perubahan
pembelajaran yang inovatif 3.
Kurangnya pelatihan atau pendidikan pembelajaran
yang berbasis inovasi. 3.
Rekan Sejawat Taufik
Sutami, S.Kom (Guru Informatika SMAN 1 Masbagik). Faktor Penyebab : 1.
Kurangnya pemahaman guru terkait dengan model pembelajaran
inovatif 2.
Guru kurang menerapkan model pembelajaran
inovatif 4.
Pengawas Drs. H.
Lalu Zihnan Munir, M.Pd (Pengawas Pembina SMAN 1 Masbagik). Faktor penyebab : 1.
Guru tidak memahami model pembelajaran
inovatif 2.
Kurang motivasi guru 3.
Tidak terbiasa dengan model pembelajaran
inovatif 5. Pakar Ashhabul Yamin, S.Pd.
(Pendamping Guru Penggerak dan Guru PPKn SMAN 1 Pringgasela). Faktor penyebab
: 1.
Terjebak pada mindset tentang kata inovatif 2.
Guru kurang kreatif |
Setelah
dilakukan kajian literatur dan hasil wawancara serta dikonfirmasi melalui
observasi dan pengamatan , dapat diketahui penyebab masalah Guru merasa sulit
menggunakan model pembelajaran inovatif adalah sebagai berikut : 1.
Guru masih nyaman dengan motode pembelajaran
konvensional 2. Guru tidak mencari refrensi/sumber
belajar secara mandiri tentang model pembelajaran inovatif. 3. Kurangnya kemauan guru untuk
berani mencoba hal-hal baru dalam pembelajaran. |
|
Materi terkait Literasi, numerasi, Advanced
material, miskonsepsi, HOTS. Sebagian besar
guru di sekolah tidak menggunakan soal HOTS dalam asesmen sumatif yang
dilakukan |
Hasil kajian literatur : 1. Bey, A., & Arapu, L. (2022). Faktor atau kendala : ·
selama ini guru-guru disekolah belum
memperoleh pelatihan khusus tentang cara membuat soal HOTS. ·
Guru hanya memperoleh informasi dengan
cara membaca sendiri
tentang penyusunan soal
HOTS lewat media
on line. ·
guru masih terbiasa membuat soal-soal LOTS dan
·
belum adanya kebijakan khusus dari sekolah
tentang keharusan membuat soal HOTS dalam ujian di sekolah. Sumber : Bey, A., &
Arapu, L. (2022). Kompetensi Guru Matematika SMP dalam Membuat Soal Higher
Order Thinking Skills. Jurnal Pendidikan Matematika, 13(2),
47-155. (http://jpm.uho.ac.id/index.php/journal/article/view/10/1) (Diakses 31-08-2022) 3.
Suhardjanto, S. (2021). Beberapa kendala yang terdapat dalam kegiatan menyusun soal HOTS: ·
masih
kesulitan dalam
menjabarkan KI dan
KD menjadi indikator yang menuntut
kemampuan bepikir tinggi bagi para
siswa. ·
waktu pelaksanaan
kegiatan workshop ini
masih kurang Sumber : Suhardjanto, S. (2021). UPAYA PENINGKATAN
KEMAMPUAN GURU BAHASA INDONESIA DALAM MENYUSUN SOAL HOTS MELALUI
WORKSHOP. Jurnal Ilmiah Pro Guru, 4(4), 506-514. (http://journal2.um.ac.id/index.php/jipg/article/view/20162/7668) (diakses
31-08-2022) 4.
Cahyaningtyas, A. P., Sari, Y.,
Yustiana, S., & Jupriyanto, J. (2020). Kendala yang
terdapat dalam kegiatan menyusun
soal HOTS : ·
Guru mengalami kendala dalam memilih
kata kerja operasional yang sesuai Cahyaningtyas,
A. P., Sari, Y., Yustiana, S., & Jupriyanto, J. (2020). Pelatihan
penyusunan soal-soal berbasis HOTS dan aplikasinya dalam pembelajaran daring
di sekolah dasar. Indonesian Journal of Community Services, 2(2),
162-171. (http://jurnal.unissula.ac.id/index.php/ijocs/article/view/11352/4784)(diakses 31-08-2022) Wawancara 1. Guru Kadaryanti,
M.Pd. (Guru Kimia SMAN 1 Masbagik). Faktor Penyebab : 1. Proses pembelajaran tidak berbasis HOTS 2. Kemampuan guru menyusun asesmen masih
rendah terutama pada bagian taksonomi bloom C4-C6. 2. Kepala Sekolah Drs. H. Artajab, M.Pd.
(Kepala Sekolah SMAN 1 Masbagik). Faktor Penyebab : 1. Keterbatasan kompetensi guru
dalam asesmen atau penilaian 2. Guru merasa terbebani dengan
soal-soal berbasis HOTS 3. Analisa asesmen HOTS lebih
sulit daripada penilaian berbasis LOTS. 3.
Rekan Sejawat Taufik
Sutami, S.Kom (Guru Informatika SMAN 1 Masbagik). Faktor Penyebab : 1.
Intake peserta didik yang diajar masih
variatif 2.
Pemahaman guru untuk mengelompokan level soal
HOTS masih rendah 4.
Pengawas Drs. H.
Lalu Zihnan Munir, M.Pd (Pengawas Pembina SMAN 1 Masbagik). Faktor penyebab : 1.
Keterbatasan waktu guru dalam menyusun
soal-soal berbasis HOTS 2.
Belum memahami dalam menggunakan kata kerja
operasional (KKO) untuk soal HOTS. 3.
Kurangnya sosialisasi atau penekanan kepada
guru untuk menggunakan soal HOTS 4.
Sulit dalam mengetahui kemampuan peserta didik yang dapat menjawab atau
menyelesaikan soal HOTS. 5. Pakar Ashhabul Yamin, S.Pd.
(Pendamping Guru Penggerak dan Guru PPKn SMAN 1 Pringgasela). Faktor penyebab
: 1. Kurangnya kompetensi guru
dalam hal penilaian 2. Kesadaran diri atau kemauan
guru untuk belajar |
Setelah
dilakukan kajian literatur dan hasil wawancara serta dikonfirmasi melalui
observasi dan pengamatan , dapat diketahui penyebab masalah sebagian besar
guru di sekolah tidak menggunakan soal HOTS dalam asesmen sumatif yang
dilakukan adalah sebagai berikut: 1.
Guru belum memahami hierarki taksonomi bloom 2.
Guru belum bisa mengindentifikasi hierarki
taksonomi bloom keterampilan
berpikir mulai dari jenjang yang rendah hingga jenjang yang tinggi (C1-C6). |
|
pemanfaatan
teknologi/inovasi dalam pembelajaran. Guru tidak
menggunakan media pembelajaran berbasis TIK
dalam pembelajaran. |
Hasil kajian literatur : 1.
Sahelatua,
L. S., Vitoria, L., & Mislinawati, M. (2018). Kendala dalam mengoperasikan IT sebagai media pembelajaran diantaranya
yaitu : ·
kurangnya pengetahuan guru tentang
IT, ·
kurangnya fasilitas IT yang
tersedia di sekolah, ·
arus listrik di sekolah tidak
normal, ·
internet tidak dapat menjangkau ke
seluruh kelas, ·
serta tidak adanya kewajiban dari
pihak sekolah agar guru yang mengajar harus menggunakan IT. Sumber : Sahelatua, L. S., Vitoria, L., &
Mislinawati, M. (2018). Kendala Guru Memanfaatkan Media It Dalam Pembelajaran
Di Sdn 1 Pagar Air Aceh Besar. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan
Guru Sekolah Dasar, 3(2). (http://www.jim.unsyiah.ac.id/pgsd/article/view/8579) (Diakses
31-08-2022) 2. Masita, M. (2019). Problematika yang dihadapi guru dalam penguasaan TIK pada pembelajaran di MI An-Najah Sesela Kabupaten Lombok Barat
yaitu: a)
Kemampuan dasar guru dalam bidang TIK masih kurang. b)
Ketersediaan fasilitas TIK belum memadai. c)
Sekolah tidak mengharuskan guru menggunakan TIK dalam proses
pembelajaran. d)
Keterbatasan waktu untuk mempersiapkan media TIK. e)
Anggapan guru materi yang ada di buku sudah cukup Kenyamanan guru
menggunakan metode belajar konvensional, yang dianggap lebih mudah dan tidak
menyulitkan. f)
Tidak adanya kegiatan pelatihan-pelatihan bagi guru untuk meningkatkan
kemampuan guru dalam bidang TIK. Sumber : Masita, M. (2019). PROBLEMATIKA PENGUASAAN TIK (TEKNOLOGI INFORMASI
DAN KOMUNIKASI) GURUDALAM PEMBELAJARAN DI MI AN-NAJAH SESELA KABUPATEN LOMBOK
BARAT TAHUN AJARAN 2018-2019 (Doctoral dissertation, Universitas
Muhammadiyah Mataram). (https://repository.ummat.ac.id/140/)(diakses
31-08-2022) 3. Asmaningrum, H. P. (2018). Kendala yang dihadapi oleh guru
tersebut diantaranya adalah : ·
Terbatasnya fasilitas TIK
seperti komputer, LCD proyektor, dan jaringan internet. ·
Kurangnya pengetahuan dan
keterampilan guru dan siswa Sumber: Asmaningrum, H. P. (2018). Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi
oleh guru dalam pembelajaran kimia SMA di Distrik Merauke. Magistra:
Jurnal Keguruan dan Ilmu Pendidikan, 5(1), 048-061. (http://ejournal.unmus.ac.id/index.php/magistra/article/view/722) (diakses 31-08-2022) Wawancara : 1.
Guru Hirpan, S.Pd.I (Guru Pend.
Agama Islam SMAN1 Masbagik) Faktor penyebab : 1. Kemampuan dasar guru tentang TIK masih rendah 2. Prasarana pendukung terkait pembelejaran TIK
belum memadai 3. Kurangnya pelatihan bagi guru tentang
pembelajaran berbasis TIK. 2.
Kepala Sekolah Drs. H. Artajab, M.Pd.
(Kepala Sekolah SMAN 1 Masbagik). Faktor Penyebab : 1. Pemahaman atau kemampuan guru terkait
pembelajaran TIK terbatas. 2. Fasilitas dan sarana pendukung dalam
pembelajaran TIK belum memadai 3. Merasa nyaman dengan metode selain berbasis
IT. 3.
Rekan Sejawat Taufik
Sutami, S.Kom (Guru Informatika SMAN 1 Masbagik). Faktor Penyebab : 1.
Keiginan guru untuk menggunakan media
pembelajaran berbasis TIK masih rendah 2.
Masih banyak guru yang tidak memahami cara menggunakan
media pembelajaran berbasis TIK 4.
Pengawas Drs. H.
Lalu Zihnan Munir, M.Pd (Pengawas Pembina SMAN 1 Masbagik). Faktor penyebab : 1.
Guru kesulitan dalam membuat pembelajaran
berbasis TIK 2.
Fasilitas yang tersedia masih belum memadai 3.
Kemampuan guru dalam bidang TIK masih lemah. 5. Pakar Ashhabul Yamin, S.Pd.
(Pendamping Guru Penggerak dan Guru PPKn SMAN 1 Pringgasela). Faktor penyebab
: 1. Mindset guru terhadap media pembelajaran TIK
itu sulit 2. Fasilitas dan sarana pendukung dalam
pembelajaran TIK belum memadai. |
Setelah dilakukan
kajian literatur dan hasil wawancara serta dikonfirmasi melalui observasi dan
pengamatan , dapat diketahui penyebab masalah Guru tidak menggunakan media
pembelajaran berbasis TIK dalam pembelajaran adalah sebagai berikut: 1.
Kepercayaan diri guru masih rendah dalam
menggunakan dan mengintegrasikan TIK dalam pembelajaran. 2.
Kompetensi guru dalam menguasai TIK belum memadai. 3.
Daya dukung / prasarana TIK dalam pembelajaran
belum maksimal. |
No. |
Jenis Permasalahn |
Masalah yang Diidentifikasi |
Analisis Identifikasi Masalah |
1 |
pedagogik,
literasi, dan numerasi. |
· Pedagogik · Pembelajaran
yang dilaksanakan tidak sesuai dengan
perencanaan yang dibuat. · Peserta didik
masih memiliki semangat belajar yang rendah · Literasi · Minat baca
peserta didik masih rendah · Numerasi · Kemampuan
dasar matematis peserta didik masih rendah (mengenal bilangan bulat, bilangan
desimal) |
Indikator · Kondisi
peserta didik dikelas tidak sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran /
modul ajar. Penyebab : Peserta
didik belum mamahami materi prasyarat. (peserta didik belum mengenal atau
menggunakan aplikasi perkantoran/Ms. Office). Dampak : RPP/Modul ajar yang sudah
dibuat sebelumnya tidak dapat dilaksanakan sesuai harapan. · Indikator: Peserta didik tidak aktif
mengikuti pembelajaran kebanyakan diam aja atau berbicara dengan teman saat
guru menjelaskan. · Penyebab : Peserta didik tidak memiliki
ketertarikan untuk mengikuti pembelajaran. Dampak : Peserta didik tidak dapat
memahami materi yang disampaikan oleh guru. · Indikator: Konten yang disajikan pada buku
siswa kurang menarik bagi peserta didik. Penyebab : Buku siswa
kebanyakan berisi teks. Dampak : -
Peserta didik tidak dapat mengembangkan wawasan. -
Peserta didik kurang memahami setiap
aktivitas/tugas yang akan diselesaikan. · Indikator: Peserta didik tidak banyak
berlatih bersama teman atau secara mandiri. · Penyebab : siswa kurang berminat dengan
pelajaran perhitungan. Dampak : Peserta didik kesulitan
dalam mengikuti pelajaran pemrograman dasar. |
2 |
kesulitan
belajar siswa termasuk siswa berkebutuhan khusus dan masalah pembelajaran
(berdiferensiasi) di kelas berdasarkan pengalaman mahasiswa saat menjadi
guru. |
· Kesulitan belajar siswa · Masih ada
peserta didik yang tidak mengenal istilah-istilah dalam pelajaran
Informatika. · Masih ada
Peserta didik belum mengenal perangkat komputer dan tidak bisa mengoprasikan komputer. · Peserta didik
belum mengenal/tidak pernah menggunakan aplikasi basic (Microsoft Office). |
Indikator Siswa lambat
dalam memahami materi yang disampaikan guru. Penyebab : Peserta
didik tidak pernah belajar pelajaran TIK/Informatika pada sekolah jenjang
sebelumnya. Dampak : Peserta didik
sulit mengikuti pelajaran teori maupun
praktik. |
3 |
membangun
relasi/hubungan dengan siswa dan orang tua siswa. |
· Komunikasi
antar guru dan orang tua peserta didik terkait pembelajaran masih kurang · Orang tua
menyerahkan sepenuhnya ke pihak sekolah terkait dengan pendidikan anak. |
· Indikator : -
Guru dan orang tua tidak pernah bertemu untuk
menanyakan perkembangan peserta didik terkait pembelajaran. -
Guru dan orang tua siswa tidak memiliki grup khusus
(misal grup di whatsapp) · Penyebab : -
Orang tua yang sibuk bekerja. -
Orang tua tidak tinggal bersama anaknya (Peserta
didik tinggal bersama Nenek atau family lain). -
Orang tua tidak memiliki kontak untuk dihubungi
oleh guru. Dampak: -
Peserta didik kurang disiplin dalam mengikuti
aturan yang ada disekolah (tidur dikelas, meninggalkan kelas saat
pembelajran, dan sering tidak masuk sekolah). -
Peserta didik datang hanya kesekolah dan tidak
memiliki target untuk memahami pelajaran yang dipelajari. -
Guru tidak dapat menyampaikan hasil belajar
peserta didik kepada orang tua. ·
Indikator : Orang tua
tidak peduli dengan perkembangan peserta didik. ·
Penyebab : Orang tua memiliki latar belakang pendidikan
rendah. ·
Dampak : Orang tua bersikap kurang peduli terhadap
perilaku peserta didik selama disekolah. |
4 |
pemahaman/
pemanfaatan model-model pembelajaran inovatif berdasarkan karakteristik
materi dan siswa. |
· Guru masih
terbiasa dengan model pembelajaran konvensional. · Guru merasa
sulit menggunakan model pembelajaran inovatif |
· Indikator : Guru terbiasa menggunakan
metode ceramah ketika menyampaikan materi. · Penyebab : Guru belum memahami
atau mempelajari model-model pembelajaran yang inovatif Dampak : - Peserta
didik hanya memperoleh pengetahuan dari apa yang disampaikan oleh guru. - Peserta
didik kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran. - Peserta
didik tidak maksimal dalam mengembangkan potensi/kemampuan yang dimiliki. · Indikator : Guru mengajar
hanya menggunakan metode klasikal. · Penyebab : Kurangnya motivasi guru dalam
mempelajari model-model pembelajaran inovatif · Dampak : Guru kesulitan dalam
mengimplementasikan model pembelajaran inovatif dikelas. |
5 |
Materi terkait Literasi,
numerasi, Advanced material, miskonsepsi, HOTS. |
· Kemampuan
literasi dan numerasi peserta didik masih rendah · Sebagian besar
guru di sekolah tidak menggunakan soal HOTS dalam asesmen sumatif yang
dilakukan |
· Indikator : - Siswa
kesulitan dalam menemukan ide pokok dalam sebuah bacaan - Siswa
kesulitan membaca dan mebuat grafik. ·
Penyebab: Siswa lebih
sering membaca status di sosial media daripada membaca buku atau materi
pelajaran. ·
Dampak : -
Peserta didik sering salah dalam menentukan ide
pokok dalam sebuah bacaan. -
Peserta didik tidak memahami/ tidak bisa membaca
hasil dari grafik yang sudah di buat (integrasi ms.word dengan ms.excel) Indikator : - Level soal
yang digunakan cendrung pada level soal c2 dan C3 - Soal jarang
disertai tabel, grafik maupun narasi/teks Penyebab: -
Guru belum terbiasa dalam membuat soal level HOTS -
Kurangnya motivasi guru dalam menyusun asesmen
sumatif level HOTS Dampak: - Peserta didik
tidak terbiasa menjawab soal level HOTS |
6 |
pemanfaatan
teknologi/inovasi dalam pembelajaran. |
· Jumlah
Personal Computer (PC) yang dimiliki sekolah belum memadai. · Peserta didik
tidak memanfaatkan gadget yang dimiliki. · Guru tidak
terbiasa menggunakan media pembelajaran berbasis TIK dalam
pembelajaran. |
· Indikator : Sekolah belum
bisa memenuhi jumlah komputer sesuai dengan kebutuhan. · Penyebab: Pengadaan/pembelian PC di
sekolah pada setiap tahunnya dibatasi (maksimal 5 unit). · Dampak: - Masih ada
peserta didik ada yang tidak dapat menggunakan
PC ketika pembelajaran praktik. - Peserta
didik kesulitan dalam memahami materi yang akan dipraktikan. · Indikator : Peserta didik tidak tahu aplikasi-aplikasi pembelajaran yang
dapat digunakan melalui gadget. · Penyebab : Peserta didik lebih suka bermain game atau membuka media
sosial. · Dampak : - Peserta didik tidak tidak dapat
menyelesaikan tugas yang diperintahkan guru. - Peserta
didik hanya bisa menggunakan aplikasi yang sudah diberitahu oleh guru. · Indikator : Guru mengajar tidak menggunakan
media (power point, video, dan aplikasi pembelajaran). · Penyebab :
-
Pemahaman guru tentang teknologi masih kurang. ·
Dampak : - Guru sulit mengikuti perkembagan
zaman dalam dunia pendidikan. - Pembelajaran
dikelas menjadi kurang menarik bagi peserta didik. |
DOWNLOAD LK. 1.1. Identifikasi Masalah KLIK DISINI
DOWNLOAD LK. 1.2. Eksplorasi Penyebab Masalah KLIK DISINI
DOWNLOAD LK. 1.3. Penentuan Penyebab Masalah KLIK DISINI
DOWNLOAD LK. 1.4. Masalah Terpilih Yang Akan diselesaikan KLIK DISINI
DOWNLOAD LK. 2.1. Eksplorasi Alternatif Solusi KLIK DISINI
DOWNLOAD LK. 2.2. Menentukan Solusi KLIK DISINI
0 komentar:
Post a Comment