Pages

Tuesday, February 2, 2021

FREE DOWNLOAD MODUL OLIMPIADE ASTRONOMI DAN ASTROFISIKA BY EKA GAUTAMA

 FREE DOWNLOAD MODUL OLIMPIADE ASTRONOMI DAN ASTROFISIKA 

BY EKA GAUTAMA

Sebelum kita memulai bab ini lebih jauh, mula-mula kita harus menjawab suatu pertanyaan praktis yakni, apakah yang dimaksud dengan waktu itu? Walaupun kedengarannya mudah, namun ternyata jawabannya sulit juga, namun setidaknya kita tahu waktu tidak hanya memiliki satu makna. Waktu dalam konsep kalender atau penanggalan dapat didefinisikan sebagai selang lamanya dua kejadian berlangsung dibandingkan terhadap satuan-satuan waktu yang telah disepakati secara universal. Zona waktu merupakan selisih suatu bujur mengalami tengah hari dibandingkan dengan bujur Grenwich. Waktu secara mutlak (kosmos) setidaknya dapat kita jabarkan sebagai arus konstan yang ditempuh oleh ruang dalam perubahan atau proses-proses penuaan, dengan demikian, untuk sementara dapat kita katakan waktu kosmos tak dapat berbalik, diperlambat, maupun dipercepat.

Nah, karena konsep waktu dalam kalender itu bergantung terhadap kerangka dan diukur hanya berdasarkan perbandingan terhadap satuan waktu, maka dua selang waktu kosmos yang benar-benar sama dapat terukur berbeda oleh dua pengamat pada kerangka berbeda. Karena yang akan dibahas kali ini adalah waktu kalender dan zona waktu, maka kita tinggalkan dulu pengertian yang satunya.

ROTASI BUMI

Kita telah tahu bahwa bergesernya posisi bintang tiap menitnya merupakan akibat dari rotasi Bumi. Jika kita mau mengukur periode dari suatu bintang berada di zenit sampai kembali ke zenit lagi, maka akan didapatkan periodenya sekitar 23 jam 56 menit 4,1 detik atau disebut satu hari bintang (sideral time). Pergerakan semu bintang-bintang ini dari timur ke barat, sehingga berdasarkan arah rotasi relatif yang akan dibahas pada bab 3, maka gerak rotasi Bumi pastilah dari barat ke timur (direct). Namun jika yang kita amati adalah Matahari, maka periode semu harian Matahari bukanlah 23 jam 56 menit 4,1 detik, melainkan 24 jam. Perbedaan ini diakibatkan periode sinodis antara rotasi Bumi dan revolusi Bumi terhadap Matahari yang searah, sehingga periode semu harian Matahari menjadi lebih lambat sekitar 4 menit. Periode ini disebut satu hari Surya Benar. Sebenarnya panjang satu hari Surya Benar ini tidak sama dari hari ke hari akibat orbit Bumi yang elips, sehingga satu hari Surya Benar lebih singkat saat Bumi di perihelium (22 Desember) dibanding saat Bumi di aphelium (21 Juni). Rata-rata panjang hari Surya dalam satu tahun disebut waktu surya rerata. Nah, dari dua macam periode harian ini didapatkan dua definisi hari yakni



Bumi bergerak mengelilingi Matahari, sehingga posisi Matahari cenderung tetap dari hari ke hari, sedangkan posisi bintang berubah hampir satu derajat per hari. Kita telah sepakat bahwa periode rotasi Bumi sama dengan satu hari Surya rerata sama dengan 24 sideral hour. Sehingga dengan membandingkan periode revolusi Bumi dengan periode rotasinya, maka satu kali periode gerak tahunan
bintang dinamakan satu tahun bintang (sideral year) yang sama dengan 365 hari 6 jam 9 menit 10 detik mean second.

MODUL OLIMPIADE FISIKA KLIK DISINI

0 komentar:

Post a Comment

Search This Blog