Pages

Friday, May 29, 2020

KACA MATA POSITIF DISAAT PANDEMI, JANGAN LIHAT SISI NEGATIFNYA SAJA.

 

KACA MATA POSITIF DISAAT PANDEMI, JANGAN LIHAT SISI NEGATIFNYA SAJA.

Achmad Farijan,S.Pd.

Guru Matematika, SMA N 1 Masbagik

farijan.assalafiyah@gmail.com / 081918193235

 

     Covid 19 memaksa kita bekerja dari rumah, ibadah di rumah, menerapkan social distancing dan beberapa aturan yang mungkin dianggap belenggu yang menjerat dan membatasi aktivitas rutin yang selama ini kita kerjakan. Sebelum  WHO menetapkan Covid 19 sebagai pandemi yang disampaikan oleh Tedros Ghebreyesus di Jenewa, Swiss pada 11 Maret 2020, beberapa Negara sudah melakukan Lockdown kemudian Negara-negara lain mengikuti kebijakan lockdown tersebut. Penetapan status pandemi ini disebabkan oleh penyebaran yang begitu cepat dan luas hingga ke wilayah yang jauh dari pusat wabah. Dengan penetapan  pandemic oleh WHO terjadi kepanikan di beberapa Negara termasuk di Indonesia bahkan terjadi panic buying yaitu memborong berbagai keperluan di toko-toko swalayan untuk disimpan di dalam rumah.

Covid 19 yang melanda beberapa Negara eropa juga terpaksa menghentikan even olahraga yang selama ini digandrungi oleh banyak orang, sebut saja pecinta olahraga sepak bola, adanya covid 19 menghentikan Liga Serie A di Italia, La Liga di Spanyol, Ligue 1 di Prancis, Liga Primer Inggris dan banyak even olahraga yang dihentikan, tentu hal ini menyebabkan kekecewaan yang besar terutama bagi yang gila sepak bola termasuk saya.

Tidak hanya merugikan dari segi olahraga, Covid 19 juga menyebabkan ekonomi di beberapa Negara terpuruk, pabrik-pabrik ditutup, PHK massal terjadi, pengangguran dimana-mana bahkan beberapa pasar di tutup, hal ini menyebabkan perekonomian menjadi terpuruk. Di bidang kesehatan juga covid 19 menyebabkan banyak kerugian, banyak tenaga kesehatan yang terpapar virus Covid 19 dan bahkan menjadi korban, tentu ini menyedihkan disaat para tenaga medis berjuang dalam menangani wabah justru masyarakat tidak peduli terhadap anjuran pemerintah. Dalam berbagai kesempatan, Pemerintah berulang kali mengampanyekan social distancing serta mengimbau masyarakat agar beraktivitas, belajar dan bekerja dari rumah. Namun memang diakui banyak hal mengenai kedisiplinan warga yang perlu ditingkatkan.

Dan banyak lagi kerugian yang disebabkan wabah Covid 19 selain yang saya utarakan di atas, namun sebagai mahluk yang memiliki akal dan nalar yang sehat tentu kita harus bijak dan adil dalam menyikapi wabah ini, tidak hanya memandang sisi negatifnya namun kita lebih menekankan menggunakan kaca mata positif dalam menilai wabah ini seraya berdoa dan mematuhi kebijakan pemerintah agar wabah ini segera berakhir. Berikut saya paparkan beberapa sisi positif dari terjadinya wabah ini sehingga menjadi renungan kita bersama sebagai mahluk sosial agar setelah berakhirnya wabah ini kita menjadi manusia yang lebih baik dan mengambil hikmah atau pelajaran yang bermakna dari wabah covid 19.

v  KONDISI BUMI MEMBAIK

Ungkapn ini tidak salah, dikutip dari https://nationalgeographic.grid.id/ disebutkan bahwa "Ada yang salah dengan situasi saat ini karena tingkat polusi dan emisi global yang menurun, bukan karena kebijakan tertentu, tapi karena industri berhenti beroperasi akibat wabah COVID-19," di Negara-negara eropa jalanan sepi, kendaraan bermotor sangat sedikit dan pabrik tutup, sehingga polusi udara berkurang derastis hal ini menyebabkan udara bumi di sekitar eropa menjadi lebih baik dan lapisan ozon menjadi pulih. Contoh lain adalah udara di kota Jakarta sejak diberlakukan PSBB ( Pembatasan Sosial Berskala Besar )menjadi lebih sehat, bahkan di medsos viral foto gunung Salak yang dapat terlihat dari kota Jakarta, selama ini gunung Salak tertutupi oleh asap kendaraan di kota Jakarta , asap yang pekat dan hitam selama ini menaungi kota Jakarta, wabah covid memaksa para pengemudi kendaraan untuk berhenti beraktivitas.

 

 

Gambar 1.1 foto keadaan udara kota Jakarta sebelum dan sesudah Covid 19

 ( sumber : Tempo )

Tidakkah kita merenungkan kejadian wabah ini? Apakah kita tidak memetik pelajaran yang berharga dari kejadian Covid 19 ini? Sadarkah kita bahwa yang selama ini merusak bumi adalah tangan-tangan rakus kita? Semoga setelah berakhirnya wabah ini kita semakin peduli untuk menjaga bumi kita ini.

v  KELUARGA MENJADI LEBIH DEKAT

Wabah Covid 19 memaksa mereka yang selama ini bekerja di luar rumah kini harus bekerja di rumah, orang tua yang selama ini sibuk dengan pekerjaan kini lebih dekat dengan anak, suami, ibu, istri dan anggota keluarga lainnya. Dilansir dari www.mirror.co.uk “empat dari lima orangtua yakin jika dengan adanya karantina membuat keluarga mereka semakin dekat.”  Dikutip juga dari https://hits.grid.id/ Sebuah studi menyebutkan bahwa 2.000 orang dewasa menemukan waktu ekstra di rumah, tanpa gangguan sekolah dan kegiatan ekstra kurikuler, memberi ibu, ayah, dan anak-anak lebih banyak peluang untuk terikat. Siobhan Freegard, pendiri www.channelmum.com , yang menugaskan penelitian, mengatakan,'dipaksa untuk menghentikan kehidupan kita yang sibuk dan menghabiskan waktu bersama di karantina telah membuat banyak dari kita mempertimbangkan apa yang benar-benar penting, seperti anak-anak, orang tua dan masyarakat yang menjadi bagian mereka." Disebutkan pula jika kemunculan virus corona ini membuat keluarga menjadi lebih bersyukur dengan apa yang telah mereka nikmati dalam hidup. Dari wabah ini kita bisa belajar arti penting dari keluarga, mungkin jika tidak terjadi wabah ini apakah kita masih memiliki waktu yang sangat luang bagi keluarga? Jawabannya tentu ada pada diri masing-masing yang selama ini sibuk bekerja di luar rumah, dengan terjadinya wabah ini maka kita bisa melihat dari kaca mata positif bahwa wabah covid 19 bisa mendekatkan kita lebih banyak waktu untuk keluarga tercinta di rumah.

v  LEBIH MENGHORMATI DAN MENGHARGAI GURU

Selama ini sejak diberlakukan Undang-Undang Tentang HAM para guru tidak berani mendisiplinkan siswa, mirisnya orang tua wali murid justru melaporkan para guru ke kepolisian karena anaknya ditegur untuk kedisiplinan mereka, bahkan banyak guru yang mendekam di penjara, dan guru banyak menjadi korban pemukulan oleh pihak orang tua murid. Tugas mulia guru di sekolah untuk memberikan ilmu pelajaran dan mendisiplinkan siswa dicoreng oleh mereka yang tidak faham arti pendidikan. Dengan terjadinya Wabah Covid 19 kini para orang tua murid menyadari arti pentingnya seorang guru, peran guru tidak bisa tergantikan meskipun orang tua murid juga mengajarkan anaknya di rumah. Ketika mengajar anaknya di rumah terkadang orang tua kehilangan kesabaran bahkan terkesan emosi dalam memberikan pengajaran kepada anak. Berbeda dengan guru yang memiliki ekstra kesabaran meskipun mengajar lebih dari 30 anak dalam satu kelas. Guru tidak bias digantikan dalam kondisi sulit sekalipun dalam hal pendidikan dan kedisiplinan, sehingga para orang tua kini menyadari arti penting hadirnya seorang guru dalam memberikan pembelajaran dan kedsiplinan kepada anak-anak mereka. Saya pernah membaca curhatan seorang orang tua murid yang kurang lebih isinya berikut :

“Ya Allah berarti ibu gurunya anak-anak kita itu super sabar ya Ma,” tulis seorang ibu. “Satu kelas ngajar 25. Ini saya satu saja capeknya minta ampun, kalau tak bilangi (saya kasih tahu) tidak percaya.”

“Ya Ma, sama. Anak saya juga ini kalau diajari gak manutan, ngeyel terus (tidak patuh),” tulis ibu kedua.

“Ternyata tidak hanya di kelas satu ini Ma. Di grup kelas VI juga pada curhat anaknya yang gak manut dan sukanya bandingkan dengan Bu guru. Sampai bertengkar juga lho Ma,” tulis ibu ketiga.

Terkadang anak SD yang polos suka membandingkan gurunya yang penyabar mengajar dengan orang tuanya yang emosional dalam mengajar di rumah.

Nah….. setelah adanya belajar di rumah karena covid 19 ini semoga bapak ibu orang tua murid lebih menghargai para guru kita, amiin.

v  MENINGKATKAN SISI RELIGIUS

Tidak dapat dipungkiri wabah covid 19 memaksa kita untuk beribadah di rumah, masjid dan tempat ibadah lain di tutup, banyak pro dan kontra tentang penutupan tempat ibadah khususnya masjid, apalagi di saat di bulan ramadhan ini seharusnya masjid-masjid penuh untuk ibadah terutama sholat tarawih. Saya lebih setuju jika masjid di tutup, dari pada mendengar keluhan dan argument orang awam yang seakan-akan paling benar dalam hukum agama, padahal komisi fatwa MUI telah melarang ibadah di masjid karena beresiko menularkan penyakit, lantas apakah kita lebih faham agama dari para kiyai dan ustadz di MUI? Tidakkah kita berfikir bahwa masjid Al haram di Mekkah dan Masjid Nabawi di Madinah juga ditutup karena wabah ini, padahal dua masjid tersebut sangat berkah lantas bagaimana dengan masjid kita yang di desa? Ulama-ulama di Arab Saudi dan Mesir juga mengeluarkan fatwa ibadah di rumah, lantas kurang apa pemahaman mereka tentang agama sehingga kita ngeyel untuk ibadah di rumah?

Baiklah… tulisan ini tidak terfokus pada sisi negatifnya , iya memang sebagian orang memandang sisi negative dari penutupan tempat ibadah, namun kita lebih bijak dalam memandang sisi positifnya juga. Sejujurnya ramadhan di tenagh wabah covid 19 ini menjadikan para ayah dan bapak lebih religious, mereka menyadari diri bahwa mereka akan menjadi imam terawih di rumah bersama keluarga, kondisi ini menyadarkan para kepala keluarga untuk setidaknya menyiapkan diri mereka menjadi lebih baik dengan menghafal beberapa ayat alqur an untuk dibaca ketika menjadi imam di rumah. Disamping itu juga para ayah lebih erat bersama anak dan istri dalam menyimak bacaan alqura an anak dan istri atau istilah yang kita kenal “ tadaruusan “. Sisi positif lainnya adalah para orang tua mempunyai wakyu bersama yang lebih banyak bersama anak, sehingga para orang tua mampu mengajarkan cara berpuasa kepada anak yang baru pertama kali berpuasa.

v  MENINGKATKAN KEHARMONISAN RUMAH TANGGA

Ada beberapa “meme” yang saya dapatkan di berbagai medsos yang disertai gambar yang menurut saya lucu namun benar , contoh bahasa meme tersebut “ AKIBAT KERJA DI RUMAH TERUS, SUAMI BUKA LAPTOP SEKALI, TAP BUKA DASTER ISTRI 7 KALI J “ ada juga meme yang saya temukan dengan bahasa “ DIAM DI RUMAH TERUS ISTRI NEGATIF CORONA, TAPI POSITIF HAMIL “ contoh meme di atas merupakan meme yang banyak kita dapatkan di medsos, dan menurut saya itu benar. Suami istri yang tinggal di rumah terus maka berakibat pada meningkatnya keharmonisan rumah tangga, hal ini di ukur dari seringnya berinteraksi suami istri dan banyak waktu yang berkualitas bias dilalui bersama. Dilansir dari https://health.detik.com/ dengan artikel berjudul “Pandemi Corona Diprediksi Dongkrak Angka Kehamilan” dalam artikel tersebut Suwanti menjelaskan, kebijakan social dan physical distancing menjadi faktor utama penyumbang potensi naiknya angka kehamilan. Ditambah dengan terkendalanya sosialisasi para penyuluh KB karena pertemuan-pertemuan yang bersifat mengumpulkan banyak orang, saat ini tidak bisa dilakukan. "Di puskesmas, klinik dan rumah sakit, pelayanan pemasangan alat KB juga terbatas, paling-paling hanya maksimal 10 pasien per hari. Dan masyarakat kan juga sedang membatasi aktivitas keluar rumah," terangnya. Dari data di atas maka kita dapat menarik kesimpulan awal bahwa disaat pandemic keharmonisan rumah tangga meningkat seiring dengan banyaknya waktu yang berkulitas ( quality time ) bersama pasangan. Diharapkan dengan meningkatnya keharmonisan rumah tangga dapat menekan angka perceraian. 

v  JIWA SOSIAL SEMAKIN TUMBUH

Disaat pandemic covid 19 melanda, seluruh aspek kehidupan berubah, termasuk dalam aspek ekonomi, dalam hal ini yang paling terdampak adalah mereka yang ekonominya mengandalkan kerja harian seperti tukang parkir, buruh pasar, pedagang keliling dan lain-lain. Hal ini menyebabkan beberapa orang kaya yang memiliki rizki yang lebih menggugah rasa kemanusiaan mereka dengan memberikan banyak sumbangan kepada mereka yang kekurangan , apalagi bersedekah di bulan ramadhan pahalanya sangat banyak membantu mereka yang terdampak covid. Berbagai lembaga kemanusiaan baik dari dalam dan luar negeri juga berlomba-lomba dalam memberikan bantuan kepada masyarakat yang terdampak, terutama masyarakat menengah ke bawah. Saat pandemic seperti ini masyarakat yang mengandalkan penghasilan dari kerja harian seperti tukang parkir, buruh harian lepas, pedagang kecil dan sebagainya sangat membutuhkan bantuan dan uluran tangan kita untuk berbagi rizki. Para dermawan berlomba-lomba dalam memberikan bantuan dari berbagai lembaga kemanusiaan , mereka bertindak sebagai donator yang tidak dikenal oleh masyarakat yang sangat terdampak secara ekonomi karena wabah ini.

Itulah beberapa pandangan saya yang ditinjau dari sisi positif terjadinya wabah ini. Sebagai manusia yang memiliki nalar seharusnya kita lebih bijak dlam mencerna dan menelaah kejadian-kejadian yang kita hadapi. Kita tidak sepantasnya hanya melihat kejadian dari sisi negatifnya saja, ambil hikmah dari yang terjadi sehingga kita menjadi manusia yang lebih bijak dan adil dalam mengambil keputusan. Setelah membaca opini ini semoga tidak lagi menshare berita-berita hoax tentang Covid 19 yang menyebabkan kepanikan di masyarakat, kita diharapkan mampu bijaksana dalam menerima berita, jangan hanya melihat sisi negatifnya saja, tapi lihatlah pada sisi positifnya agar kita berlaku bijak dan adil dalam mengahadapi situasi.


0 komentar:

Post a Comment

Search This Blog